Kenapa Putaran Mesin Tinggi Saat Starter Mobil di Pagi Hari?

Tampilan start/stop engine Mercedes-Benz A-Class Sedan. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Pernahkah Anda berpikir, mengapa putaran mesin mobil saat dinyalakan langsung meninggi di pagi hari? Umumnya berkisar 2.000 hingga 3.000 rpm, kemudian turun ke 1.200 rpm.

Beberapa saat kemudian saat, putaran mesin berangsur turun hingga sekitar 700 sampai 900 rpm. Begitu seterusnya dalam kondisi idling.

Menurut Product Planning PT SGMW (Wuling) Motors Indonesia, Danang Wiratmoko, hal tersebut kasarnya merupakan mekanisme mandiri guna mencapai temperatur ideal mesin untuk bekerja, utamanya dari kondisi dingin.

"Engine kan di start pakai motor starter, nah pada saat motor starter berputar, si mesin 'dipaksa' dulu untuk mengambil bensin dalam jumlah lebih banyak daripada saat putaran normal," ujarnya saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.

Ilustrasi putaran mesin tinggi Foto: dok. Life in Saudi Arabia

Ya boleh dibilang sebagai sistem choke otomatis, membatasi asupan udara namun meningkatkan pasokan bensin lebih banyak. Sehingga saat dinyalakan tidak terjadi engine stalling alias mesin mati.

"Ini yang bikin rpm lebih tinggi, sesaat sesudah start, sampai pada akhirnya turun ke idle normal," tambah Danang.

Panel instrumen DFSK Glory i-Auto Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Secara teknis pengaturan ini diatur oleh Engine Control Unit (ECU). Komponen ini akan menangkap sinyal dari banyaknya sensor di mesin, untuk mengatur rasio udara dan bahan bakar yang dibutuhkan, tergantung suhunya.

Intinya ECU bekerja mengoptimalkan performa mesin pada suhu yang telah ditetapkan. Maka jangan heran lamanya putaran mesin tinggi saat dinyalakan kadang berbeda-beda.

Bila tidak terlalu dingin, maka putaran mesin bisa cepat turun di bawah 1.000 rpm. Bayangkan sesaat setelah Anda pergi dan parkir, kemudian menyalakan mesin lagi.

Putaran mesin mobil tinggi pasca dinyalakan minim terjadi bukan?

*****