Kendaraan Listrik Mengancam Industri Komponen Otomotif Dalam Negeri?

29 Agustus 2019 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kementerian Perindustrian bersama New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) asal Jepang gulirkan proyek demonstrasi dan studi kendaraan listrik, Rabu (28/8). Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kementerian Perindustrian bersama New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) asal Jepang gulirkan proyek demonstrasi dan studi kendaraan listrik, Rabu (28/8). Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dorongan pemerintah untuk segera bergegas masuk ke era kendaraan listrik (Battery Electric Vehicle/BEV), tak dipungkiri bakal berimbas juga pada perusahaan komponen.
ADVERTISEMENT
Hamdani Zulkarnaen Salim, Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM), mengakui kendaraan berbasis listrik sendiri memiliki lebih sedikit komponen, dibanding dengan mesin konvensional.
"Komponen pasti akan banyak hilang di kendaraan listrik. Dari sisi jumlah komponen pasti lebih sedikit walaupun valuenya belum tentu lebih murah. Karena harga lithium baterai masih mahal," ucapnya di sela-sela seremoni pengujian pilot project sepeda motor listrik, Rabu (28/8).
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Dok: kumparan
Namun, Hamdani seolah berupaya untuk tetap optimis ketimbang larut dalam keresahan, pada era disrupsi ini. Dirinya masih percaya akan ada peluang di sektor bisnis komponen di era kendaraan listrik.
"Jangan dipandang seperti itu --resah. Produksi turun saja resah. Jangan dilihat sebagai keresahan. Kita harus lihat positif dari setiap ancaman ada peluang," kata Hamdani.
ADVERTISEMENT

Butuh bernapas lewat hybrid

Tak tinggal diam, mereka ternyata juga sudah bersurat kepada pemerintah, meminta untuk melakukan transisi dahulu dari hybrid. Karena hanya dengan cara itu, pebisinis komponen dalam negeri bisa sedikit bernapas.
GESITS resmi dipasarkan di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
"Lebih suka proses itu melalui tahapan kendaraan hybrid terlebih dahulu. disamping langsung BEV. Dengan hybrid diharapkan anggota kami punya waktu untuk persiapan," tutur pria yang juga menyandang jabatan sebagai Presiden Direktur PT Astra Otoparts.
Memang, lanjut Hamdani, Perpres nomor 55 sendiri tak menyebut secara jelas, tahapannya langsung ke hybrid atau BEV. Hanya saja dirinya lagi-lagi berharap, mewakili component makers alangkah baiknya melalui tahapan hybrid.
"Sehingga anggota kami punya waktu banyak untuk studi. Hybrid itu ada dua ICE dan berbasis baterai ada," ungkapnya.
ADVERTISEMENT