Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bicara modifikasi sepeda motor, para modifikator Tanah Air patut diacungi jempol. Banyak ide-ide ‘gila’ yang lahir dari tangan dingin mereka.
Ya, seperti yang dilakukan oleh seorang modifikator asal Bogor, Jawa Barat yang sukses menggarap sepeda motor bergaya Cafe Racer . Yang menarik, motor kustom ini menggendong mesin mobil, Toyota Kijang generasi pertama berkapasitas mesin 4-silinder, 1.200 cc.
“Alasan pertama bikin motor ini, karena memang sempat main balapan drag terus coba lihat Youtube dragster luar negeri. Bisa dibilang dragster sana (luar negeri) ekstrim ya, pakai engine besar, motor panjang. Nah langsung terlintas, mau buat motor dragster dengan budget yang minim, jadinya dapat mesin Toyota Kijang itu,” kata Bonyok saat dihampiri di workshop-nya di Bogor, Minggu (17/11).
Bicara dimensi, bila diukur dari sumbu roda depan hingga belakang punya panjang hampir 1,5 meter. Nah, jika diukur dari ujung ban depan hingga belakang, motor ini punya total panjang sampai 2 meter. Jelas, motor ini punya dimensi yang sangat jauh berbeda dengan motor biasa maupun motor hasil kustomisasi yang lain.
Tantangan
Bonyok menjelaskan, tidak mudah untuk menggarap sebuah sepeda motor yang mengandalkan jantung mekanis dari mesin mobil. Kesulitannya diakuinya berada di sistem transmisi dan juga pengiriman tenaga ke roda belakang. Singkatnya mekanisme transmisi sepeda motor dan mobil punya perbedaan yang signifikan.
“Jadi di motor ini enggak pakai gearbox yang biasanya diterapkan di motor bermesin mobil. Nah untuk motor ini, sistem transmisinya bisa dibilang semi-otomatis tapi enggak pakai transmisi,” jelasnya lagi.
Karena tak menggunakan transmisi, untuk menyalurkan tenaga ke roda belakangnya mengandalkan putaran mesin lalu disambungkan ke tuas kopling gardan. Karena punya tenaga yang besar dan tak menggunakan transmisi, di motor ini disematkan sebuah tuas untuk membuatnya tetap aman.
“Ada tuas safety, ya itu ide sendiri sih. Jadi ketika tuas itu enggak kita buka, motor enggak akan jalan. Nah kalau sudah buka atau posisi on, tinggal tekan tuas kopling naikkan putaran RPM motor langsung jalan tanpa masuk gigi persneling,” paparnya.
Karena bobot mesin mobil yang berat, Bonyok menggunakan sasis hasil kustomisasinya sendiri dengan menggunakan model teralis berbahan seamless tiga milimeter. Uniknya, jika membandingkan dengan model sasis motor kebanyakan, konfigurasinya adalah mesin yang menempel dengan sasis. Nah sebaliknya, di motor ini sasis yang menempel pada mesin.
Konfigurasi rangka seperti ini bertujuan untuk mengakomodir dimensi mesin yang besar dan bobotnya yang berat. Jadi, suatu saat mesin mengalami trouble pengerjaannya akan lebih terstruktur dan mudah.
“Intinya bukan mesin yang nempel di rangka. Ini kan mesin berat, nanti ketika ada trouble jadinya bukan mesin yang turun, tapi rangka yang kita angkat,” pungkasnya.
Buat mengimbangi mesin yang gahar, pengereman depan dikawal dua kaliper dengan masing-masing dua piston. Sementara untuk pengereman belakang, menggunakan kaliper satu piston. Biar makin nyaman ketika dikendarai, motor ini juga menggunakan radiator original dari Toyota Kijang Innova dengan sedikit modifikasi kipas tambahan.
Lebih lanjut, untuk membuat tampilannya garang, Bonyok menggunakan plat galvanis dengan ketebalan dua milimeter untuk membuat struktur tangki, tameng depan, cover aki, dan body belakang (single seater).
“Hampir semua gue kerjain sendiri, mungkin 85 persen. Kendalanya hanya ada di tromol roda depan dan belakang yang nunggu kurang lebih empat bulan untuk presisi ke velg dan kaki-kakinya. Sisanya ada beberapa part aftermarket,” katanya.
Bicara lama pengerjaan, Bonyok mengaku butuh waktu hingga delapan bulan. Ya terlepas dari budget, pembuatan part yang memakan waktu, hingga harus mengerjakan permintaan motor kustom konsumen. Motor yang dibangun pada 2016 lalu ini pun sudah menyabet beberapa gelar motor kustom bergengsi di Tanah Air seperti, runner up Kustomfest dan best pick judge di ajang Suryanation Motorland 2017 lalu.
Meski belum pernah dihubungi oleh pihak Toyota Indonesia, dirinya mengaku kerap kali diundang ke acara komunitas mobil Toyota di beberapa kota Indonesia untuk sekedar sharing informasi dan berbincang seputar pencangkokan mesin mobil Toyota tersebut.
Bicara ongkos pengerjaan, untuk membangun motor bermesin mobil seperti ini, Bonyok mematok Rp 70 juta dengan rincian harga mesin mobil Rp 15-18 jutaan lengkap dengan surat-surat kendaraan. Nah untuk lama pengerjaan, bisa diselesaikan dengan waktu lima bulan.
Bagaimana, Anda tertarik?
Detail part kustom dan gallery foto: