Menjawab Tudingan Rem CBS Honda yang Dianggap Berbahaya

18 Maret 2020 7:33 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rem CBS Honda Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rem CBS Honda Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Jajaran motor matik Honda lengkap dengan sistem pengereman kombinasi. Bahasa pemasarannya Combi Brake System (CBS), yang memungkinkan rem depan dan belakang bisa aktif bersamaan.
ADVERTISEMENT
Cara pengoperasiannya dengan menarik tuas rem belakang (sebelah kiri), lalu pada waktu yang sama rem depan ikutan bekerja untuk membantu memperlambat laju hingga berhenti. Sehingga jarak pengereman diklaim lebih pendek.
Rem CBS Honda Foto: dok. tangkapan layar Youtube Honda Indonesia
Dari cara kerja itu lah PT Astra Honda Motor (AHM) menjelaskan keberadaannya sebagai fitur keselamatan. Namun begitu, ada konsumen yang malah menganggap rem CBS berbahaya.
Tak sedikit penggunanya yang mengeluhkan, motor gampang gelosor saat menikung ketika rem CBS diaktifkan. Lalu yang jadi pertanyaan, benarkah teknologi tersebut malah berbahaya?
Rem CBS Honda Foto: dok. tangkapan layar Youtube Honda Indonesia
Menjawab ini, Instruktur Keselamatan Berkendara Astra Honda Motor, Hendrik Ferianto menjelaskan harus dilihat dulu kecepatan, permukaan jalan, dan kondisi kampas remnya.
"Rem CBS itu sebenarnya untuk pengguna pemula. Komposisinya sekitar 70 persen rem belakang dan 30 persen rem depan, supaya ketika mengerem motor tetap stabil," jelasnya saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Biar pengereman dengan CBS optimal, maka kondisi jalan mesti tidak berpasir dan basah. Serta utamanya dalam posisi tegak. Kemudian, apa yang menyebabkan rem CBS malah membuat motor gelosor saat menikung?
Ilustrasi menekan tuas rem belakang motor. Foto: istimewa
Soal ini Hendrik membeberkan dengan penjelasan sederhana. Hal tersebut tergantung pada tingkat keausan kampas rem. Misal kampas rem depan sudah aus, tapi kampas tromol belakang masih tebal, maka tekanan ke rem tromol lebih besar sehingga menyebabkan ban berhenti berputar.
Akibatnya ban bisa kehilangan traksi, apalagi posisinya miring, makin besar potensinya untuk jatuh.
"Sebenarnya rem CBS bekerja ketika kondisi kampas remnya optimal, ketika tidak (kampas rem aus), makin rem dibejek ya bisa mengakibatkan sliding," tambahnya lagi.
Kampas rem yang masih tebal Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Untuk itu Hendrik berpesan agar selalu mengecek tingkat keausan kampas rem. Utamanya rem depan yang indikatornya hanya pada tekanan tuasnya yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk rem belakang yang masih tromol ketika kampasnya aus, masih bisa disetel tekanannya dengan mengatur gerak bebas tuasnya. Apabila kurang sreg dengan sistem pengereman tersebut, maka bisa pilih varian motor matik Honda yang lain tanpa CBS, banderolnya pun lebih rendah.
"Tapi itu untuk motor yang kombinasi rem cakram dan tromol ya, untuk sekarang yang belakangnya sudah cakram juga sebenarnya malah lebih aman," tuntas Hendrik.