Pahami Teknik 'Stop and Go' di Tanjakan Menggunakan Motor Kopling

27 Maret 2019 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
80 persen torsi didapat pada 2.500 rpm, yang memudahkan ketika harus melewati jalan yang punya banyak tanjakan dan turunan.  Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
80 persen torsi didapat pada 2.500 rpm, yang memudahkan ketika harus melewati jalan yang punya banyak tanjakan dan turunan. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Mengendarai motor kopling memang butuh keahlian dan kebiasaan, utamanya saat melepas kopling agar motor tidak 'loncat'.
ADVERTISEMENT
Terlebih pada kondisi jalan yang menanjak dan macet, pastinya bisa bikin pengendara pemula motor kopling kelabakan karena harus mengatur bukaan gas juga pada saat yang bersamaan.
Untuk mengatasi hal ini, Instruktur Rifat Drive Labs, Andry Berlianto menjelaskan, perbanyak latihan merasakan momentum pergerakan ketika melepas kopling secara perlahan dengan bukaan gas yang sedikit besar.
"Intinya di keselarasan bukaan gas dan kopling saja sih, buka gas perlahan dibarengi dengan kopling yang dilepas perlahan," buka Andry saat dihubungi kumparan, Rabu (27/3).
Pada saat kondisi stop and go di jalanan yang menanjak, pertama tahan laju dengan rem belakang. Kata Andry, jangan lepaskan kaki kanan dari foot peg dan rem kaki.
ADVERTISEMENT
Ketika hendak berjalan, buka kopling perlahan sambil buka gas perlahan dan pada saat yang bersamaan kurangi tekanan pada rem biar motor melaju secara berangsur-angsur.
Antrian kendaraan pemudik di ruas jalan Limbangan. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Hanya saja perlu perhatikan lagi, jangan buka gas terlalu besar. Yang ada mesin meraung dan potensi motor melompat lebih besar bila melepas kopling secara asal.
Memang ada kecenderungan ketika kondisi jalan menanjak, ditambah situasi lalu lintas padat merayap, bisa menimbulkan kepanikan mesin mati karena gagal melepas kopling secara sempurna.
Maka, guna mengantisipasinya, tidak sedikit pengendara yang menarik gasnya agak dalam biar mesin tidak mati.
Panel instrumen Royal Enfield Himalayan Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
"Tidak perlu besar-besar bukaan gasnya, tinggal lihat jarum rpm rendah saja kok untuk memastikan gas sudah terbuka," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Tak ketinggalan, posisikan gigi paling rendah agar torsi mudah tercapai dan tenaga lebih cepat naik.
Kemudian, bila kondisi jalan sudah tidak lagi stop and go alias merayap, tidak ada salahnya berjalan pelan dan tidak menaikkan gigi.
Terowongan Nagreg Foto: Fahrul Jayadiputra/Antara
Bukannya tanpa sebab, pindah ke gigi yang lebih tinggi bisa menyebabkan motor kehilangan tenaga dan torsi karena berlawanan dengan gravitasi. Kemudian celakanya, pengendara jadi panik dan mesin mati di tengah jalan.
"Untuk stop and go, masih oke gunakan setengah kopling untuk menghindari mesin mati, tapi saat sudah berakselerasi, pastikan kopling tidak lagi disentuh, kecuali saat pindah gigi atau hendak menuju full stop," imbuh Andry.
Selebihnya selalu ingat buat jaga jarak dengan kendaraan di depan. Bukan tidak mungkin kalau kelalaian juga datang dari pengguna jalan lain.
ADVERTISEMENT