Penjualan Dihantam Corona, Pekerja Industri Otomotif Masih Aman dari PHK

17 Mei 2020 20:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik mobil. Foto: REUTERS/Aly Song
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik mobil. Foto: REUTERS/Aly Song
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona semakin mempersempit geliat sektor industri dan bisnis otomotif nasional. Dampaknya dari segi manufaktur hingga layanan purnajual mengalami penyesuaian.
ADVERTISEMENT
Mayoritas agen pemegang merek, sudah menghentikan aktivitas produksi sementara. Pelayanan ke konsumen pun difokuskan secara digital untuk menjaga social distancing.
Hal ini berdampak pada tenaga kerja yang terpaksa harus berhenti bekerja sementara, terutama di sektor produksi. Namun, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menyebut, industri otomotif cukup memiliki daya tahan sehingga masih aman dari pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Pekerja merakit bagian pintu salah satu mobil keluaran Esemka di Pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah. Foto: kumparan
"Kami mencoba bertahan. Tentunya kalau tenaga kontrak yang habis waktunya mungkin tidak akan bisa diperpanjang lagi. Tapi selama ini komunikasi kami ke APM belum ada pemutusan hubungan karyawan tetap," kata Yohannes Nangoi dalam Diskusi Virtual MarkPlus Industry Roundtable Automotive Industry Perspective, Jumat (15/5).
Menurut Nangoi, saat ini ada sekitar 1,5 juta tenaga kerja industri otomotif yang terdampak wabah virus corona, mulai dari sektor assembling (perakitan) hingga outlet.
ADVERTISEMENT
Selain berusaha mencegah adanya PHK karyawan, Gaikindo juga diberikan kewenangan dari Kementerian Tenaga Kerja, untuk mencegah adanya pabrikan otomotif gulung tikar.
Produksi sepeda motor bebek Honda. Foto: Dok. Astra Honda Motor (AHM)
"Permintaan dari Kemenaker, jangan ada perusahaan yang gulung tikar, karena industri ini sangat disorot. Apalagi kalo ada satu pabrik tutup, citranya akan sangat jelek sekali," ujarnya.

Tunjangan Hari Raya (THR)

Nangoi juga menjelaskan instruksi dari Kemenaker, soal kepastian pembayaran Tunjangan Hari Raya ke pekerja industri otomotif. Ia menyebut, APM akan siap membayar kewajibannya tersebut dalam waktu dekat.
"Industri otomotif ini dianggap punya daya tahan. Jadi saya coba sampaikan ke anggota (APM), kelihatannya THR siap dibayarkan minggu ini atau minggu depan," paparnya.
Astra Auto Fest 2019. Foto: Bangkit Jaya Putra
Sebelumnya Nangoi menyebut industri otomotif Indonesia, mengalami pukulan telak karena wabah virus corona. Berdasarkan data Gaikindo, jumlah distribusi mobil dari pabrik ke diler (wholesales) anjlok hingga sekitar 90 persen per April 2020. Nangoi menyebut bahkan angkanya tidak sampai menyentuh 8.000 unit.
ADVERTISEMENT
Ia memprediksi penjualan di bulan Mei akan lebih rendah lagi, karena semakin banyak daerah, yang memberlakukan PSBB dan menjelang momen Lebaran. Kemungkinan target 600 ribu unit hingga akhir 2020 sulit dicapai.
"Ini pukulan yang luar biasa. Saya bisa katakan ini penjualan mobil terendah selama 10-15 tahun terakhir ini," pungkasnya.
===
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.