Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Masalah semakin rumit saat Uni Eropa melarang pembuangan limbah atau ban bekas di lokasi tempat pembuangan akhir, yang akhirnya memaksa pemangku kebijakan berpikir keras buat menanggulangi masalah tersebut.
Meskipun setengah persen dari 40 juta ban bekas itu rutin dikapalkan ke Kuwait sebagai bahan baku pembuatan furnitur dan aspal, tetap saja ban bekas butuh penanganan khusus.
Untuk itu Tarmac --perusahaan kontraktor di Inggris-- mau mengadopsi ban bekas jadi salah satu material komposisi aspal baru di sana. Ya semacam limbah plastik yang digunakan sebagai campuran aspal yang populer akhir tahun 2017 lalu.
"Uji coba ini jadi langkah pertama untuk secara cepat mengurangi jumlah ban yang menumpuk di Inggris. Potensi ekonomis dan lingkungan dengan aspal baru ini sangat penting, jadi kami senang dapat bekerja sama dengan Tarmac," demikian kutipan Corporate Group Leader Highways England Martin Bolt, seperti melansir Visordown.
Di Kuwait, ban bekas bisa disulap jadi berbagai wahana mainan anak-anak sampai bahan baku tambahan aspal. Tentunya sebelum dicampur dengan aspal, ban ini harus diurai dulu menjadi pasir karet yang halus atau kasar sehingga bisa jadi campuran berbagai macam barang.
ADVERTISEMENT
Tarmac mengklaim bila penggunaan pasir karet akan lebih mampu menyerap goncangan lebih baik ketimbang material kerikil yang keras. Tak cuma itu, karena bahannya yang elastis, membuat aspal jadi punya umur yang lebih panjang.
Berdasar hitung-hitungan, Tarmac memprediksi setiap kilometer jalan baru akan membutuhkan setidaknya 750 ban bekas.
"Ada respons yang sangat positif terhadap kualitas aspal kami sejak diuji coba bulan Mei lalu. Kami senang bekerja sama dengan Highways England untuk mendukung keberlanjutan pembangunan jaringan jalan yang strategis," jelas Managing Director Tarmac, Paul Fleetham.
Nantinya, sepanjang jalan ring road di Conventry, Inggris akan menggunakan aspal dengan campuran karet dari ban bekas. Dari laporan Visordown, beberapa ruas jalan ternyata sudah mengadopsinya.
Pemakaian ban bekas untuk jadi aspal karet sebelumnya juga sudah dilakukan di Amerika Serikat pada 2007 lalu. Musababnya karena jumlah ban bekas yang terpaut jauh lebih besar ketimbang di Inggris. Tercatat ada 291,8 juta ban bekas diproduksi setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2015 jumlahnya melejit hampir dua kali lipatnya.
ADVERTISEMENT
Maka selain untuk komposisi bahan baku jalan, limbah ban bekas juga digunakan sebagai bahan bakar untuk memproduksi bensin, piranti berbahan karet, hingga berbagai macam komponen konstruksi.