Selain Microsleep, Pengemudi Diimbau Waspada Automatic Behavior Syndrome

2 Mei 2022 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengantuk saat mengemudi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengantuk saat mengemudi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pengemudi mobil pribadi diimbau untuk lebih berhati-hati dan tidak memaksakan diri ketika menyetir di perjalanan arus mudik atau arus balik Lebaran 2022.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus Instruktur Senior Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan setiap pengemudi disarankan untuk rutin beristirahat setiap 2 jam sekali.
Ini penting supaya menghindari terjadinya Automatic Behavior Syndrome atau ABS. Lebih lanjut, Jusri menjelaskan ABS merupakan suatu kondisi yang disebabkan kekurangan tidur atau melakukan aktivitas yang berlebihan seperti menyetir tanpa beristirahat.
“Yang paling fatal kalau sudah masuk ke ABS, itu nggak bisa disikapi seperti microsleep, sederhananya ABS itu kelelahan yang sangat berat,” ucap Jusri kepada kumparanOTO beberapa waktu lalu.
Foto udara kendaraan Gerbang Tol Pamulihan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Biasanya, ABS ditandai dengan rasa kantuk yang sangat besar, bahkan melakukan pola istirahat tidur singkat 15 menit hingga 30 menit atau power nap, minum kopi, makan permen, hingga menggosok-gosok mata sudah tidak ampuh lagi.
ADVERTISEMENT
Apabila pengemudi sudah melihat tanda-tanda keletihan yang berat seperti ABS, disarankan untuk berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan. Sebab, dikhawatirkan akan menimbulkan potensi kecelakaan yang lebih besar.

Mengatasi Automatic Behavior Syndrome

Satu-satunya cara untuk mengatasi ABS, kata Jusri, adalah dengan melakukan istirahat penuh atau tidur minimal 6 jam. Jadi, disarankan untuk mencari tempat yang aman atau penginapan untuk beristirahat.
Suasan di rest area Km 207 Cirebon. Foto: Dok. Tedy
“Perlu diketahui, istirahat yang berkualitas tidak ada yang lain selain tidur, jadi kalau sudah masuk kondisi ABS satu-satunya itu tidur,” terang Jusri.
Namun apabila masih ingin memaksakan untuk melakukan perjalanan, Jusri menyarankan untuk membawa pengemudi lain yang bisa menggantikan. Sehingga bisa beristirahat dan perjalanan jadi lebih aman.
“Ingat, ketika dalam kondisi sangat letih, sama saja seperti orang mabuk, kemampuan persepsi turun, akhirnya motorik turun, peluang kesalahan semakin tinggi, artinya margin keselamatan turun,” tutup Jusri.
ADVERTISEMENT