Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hal sulit ketika belajar mengemudikan mobil manual adalah menjaga mesin tetap hidup saat mengangkat pedal kopling. Orang awam biasanya belum memahami momentum antara gas dan kopling, makanya menyebabkan engine stall atau mati mendadak.
ADVERTISEMENT
Guna mengakali hal ini, Praktisi Defensive Driving, Andry Berlianto mengungkapkan, ada baiknya rutin berlatih merasakan feeling ketika mengangkat kopling, sembari menambah tekanan pada pedal gas.
"Caranya dengan menyelaraskan gerakan angkat pedal kopling dan injak gasnya. Jangan terlalu cepat angkat kopling, ada kemungkinan mesin mati," katanya saat dihubungi kumparan, beberapa waktu lalu.
Adapun tahapan belajar menyelaraskan bukaan kopling dan tekanan gas menurut Andry sebagai berikut:
1. Netral
2. Injak kopling maksimal
3. Masukkan gigi 1
4. Injak gas perlahan (sampai maksimal 2.000 rpm)
5. Lepas kopling perlahan
6. Jaga ritme putaran mesin (jaga tetap di atas 1.500 rpm) yang bisa dilihat pada tachometer panel instrumen.
Setelah mobil berhasil melaju pada gigi satu, atur kendali dan laju mobil sesuai area belajar. Dalam tahapan ini, kaki sudah bisa terbebas dari pedal kopling, tinggal mengatur tekanan pada pedal gas.
ADVERTISEMENT
Papar Andry, lakukan hal tersebut berulang kali supaya terbiasa melakukan akselerasi mobil manual dari kondisi diam.
Sementara cara untuk berhenti supaya mesin tidak mati adalah kurangi tekanan pada pedal gas, lalu injak kopling, kemudian operasikan pedal rem sampai mobil berhenti. Baru netralkan gigi, aktifkan rem tangan, dan lepaskan kaki dari pedal kopling maupun rem.
Pakai mobil lama atau baru?
Apabila belum menemukan feeling yang pas terhadap mobil, atau masih merasa kagok karena dimensi atau blind spot, ada baiknya belajar mengemudi tidak menggunakan mobil yang terbilang baru.
Apalagi khawatir mobil akan menabrak benda lain di sekitarnya karena belum terbiasa.
"Dari faktor risiko ya bisa saja pakai mobil lawas, asal masih dalam kondisi baik. Tapi dari sisi karakter pedal akan beda, biasanya mobil baru justru lebih halus," Andry menambahkan.
ADVERTISEMENT
"Tapi bila nantinya mobil buat keseharian ya pakai sekalian (yang baru) buat belajar biar dapat feel-nya," tuntasnya.