Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Nama Suzuki Jimny seolah tidak ada habisnya menimbulkan kontroversi. Setelah indennya di Indonesia yang kabarnya tembus lebih dari 10 tahun, penjualan Jimny akan dihentikan di Eropa pada 2021.
ADVERTISEMENT
Rencana penghentian penjualan Suzuki Jimny di Eropa tersebut bukan tanpa sebab, Jimny dinilai tidak memenuhi standar emisi baru yang akan diterapkan Uni Eropa di tahun depan.
Melansir dari Autocar India, saat ini Suzuki Jimny rupanya memiliki emisi CO2 yang cukup tinggi, yaitu 154 g/km untuk transmisi manual, dan 170 g/km untuk transmisi otomatik.
Sedangkan standar maksimum emisi CO2 yang akan diterapkan di Eropa nanti, ialah 95 g/km. Itu artinya, sudah sangat jelas bahwa Jimny tidak memenuhi standar emisi gas buang di Eropa.
Kendati demikian, peluang Jimny untuk tetap berkiprah di pasar Eropa sebenarnya tetap terbuka. Hanya saja, pilihannya Jimny harus dipasarkan sebagai kendaraan komersial atau Suzuki berbesar hati untuk mengganti mesin lama Jimny dengan yang baru, seperti mesin bensin K14D 1.4 liter yang dipadukan dengan sistem hybrid 48v misalnya.
Ya, penggunaan mesin bensin K14D 1.4 liter yang berpadu dengan sistem hybrid 48v, sebenarnya sangat layak dan ideal untuk dipilih oleh Suzuki, apabila ingin Jimny tetap dipasarkan di Eropa.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, hingga saat ini pihak Suzuki pusat dan Suzuki Eropa, belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait masa depan Jimny di pasar Eropa.
Peluang untuk Indonesia
Bila seandainya Jimny akan benar - benar mengakhiri kiprahnya di Eropa pada tahun depan, itu menjadi sinyal positif untuk pasar Indonesia.
Pasalnya, dengan tidak ada lagi distribusi Jimny ke Eropa, maka sangat mungkin ‘jatah’ Jimny tersebut akan dialihkan untuk pasar Indonesia. Mengingat animo pasar Indonesia terhadap mobil legendaris tersebut sangatlah tinggi.