Teknik Pengereman Menggunakan Engine Brake Punya Efek Samping?

11 Juni 2019 7:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengemudi dengan high heels Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengemudi dengan high heels Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Berkendara melalui jalan yang menurun tentu akan membuat kinerja rem mobil semakin berat. Sehingga, tak jarang beberapa pengemudi akan menggunakan teknik berkendara engine brake untuk meringankan kinerja rem.
ADVERTISEMENT
Engine brake sendiri yaitu teknik memperlambat kecepatan mobil dengan menurunkan tenaga mesin. Dalam melakukan engine brake, pengemudi biasanya akan melepas gas dan menurunkan perseneling ke gigi yang lebih rendah.
Pada saat melakukan engine brake, tentu suara mesin akan terdengar seperti meraung dan tak jarang beberapa orang akan khawatir hal tersebut dapat merusak mesin. Namun penggunaan teknik engine brake sendiri sebenarnya tidaklah masalah dan tidak merusak mesin, selama pengemudi memahami teknik berkendaranya.
“Penggunaan engine brake tentu akan membantu pengereman saat berada di turunan dan hal itu tidak berbahaya asalkan tidak berlebihan. Pengemudi harus memahami tekniknya agar mesin tidak over running,” jelas Didi Ahadi selaku Dealer Technical Support PT Toyota Astra Motor.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Didi memaparkan, dalam menurunkan gigi transmisi manual, pengemudi harus memperhatikan kecepatan mobilnya. Jangan sampai, saat rpm mobil masih tinggi namun sudah menurunkan gigi. Sebaiknya tunggu rpm menurun barulah mengoper ke gigi yang lebih rendah secara bertahap.
Ilustrasi Mobil Manual. Foto: Shutter Stock
“Jadi dalam melakukan engine brake juga harus dilihat dan sesuaikan antara kecepatan mobil saat turunan dan gigi transmisi yang akan diturunkan. Jangan sampai kecepatan masih 80-100 km/jam tapi langsung mengoper ke gigi 2 atau 1,” sambung Didi.
Didi juga menjelaskan, dalam transmisi otomatis, penggunaan engine brake juga dinilai sangat membantu fungsi rem untuk menghindari vapor lock. Pasalnya, kinerja rem pada mobil bertransmisi otomatis tentu akan lebih berat saat di turunan dibandingkan dengan yang bertransmisi manual.
ADVERTISEMENT
Pada mobil bertransmisi otomatis, engine brake dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu untuk yang memiliki mode manual dapat memindahkan ke mode manual dan menurunkan ke gigi yang lebih rendah secara bertahap. Sementara untuk yang tidak memiliki mode manual, dapat melakukannya dengan cara meng-nonaktifkan mode overdrive.
Tuas transmisi CVT Datsun Cross Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Penggunaan engine brake sendiri, sebaiknya juga hanya digunakan pada saat kondisi lintasan turunan yang panjang dan curam. Sementara untuk turunan yang pendek dan tidak curam, cukup mengandalkan fungsi rem biasa saja.