Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Kebiasaan menyemir ban rupanya bisa berimbas negatif pada kondisi dan kualitas ban. Apalagi dilakukan rutin usai mencuci mobil maupun motor.
ADVERTISEMENT
Menurut Manager Training PT Sumi Rubber Indonesia (Dunlop), Bambang Hermanuhadi, perlakuan tersebut ternyata dapat menimbulkan ban retak, yang lambat laun membuat permukaannya pecah-pecah.
"Di dalam karet ada bahan anti-aging berupa lilin yang dicampurkan dengan karet. Jika sering pakai semir ban, lilin itu terserap keluar, nantinya ban jadi keras sehingga timbul retak rambut," ujarnya saat ditemui di Cikarang, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Utamanya untuk semir ban dengan kandungan silikon. Jelas Bambang, komposisi kimia di dalam cairan semir tersebut berpotensi lebih besar merusak ban.
Apalagi sifatnya yang sulit dibersihkan. Jadi ketika semir ban berbahan silikon diaplikasikan, kemudian terpapar sinar matahari, kandungan silikonnya ini akan menempel kuat pada permukaan ban.
Sehingga pada saat bersamaan membuat proses pengeringan lebih cepat. Akibatnya kemampuan fleksibilitas ban berkurang.
ADVERTISEMENT
"Maka sebaiknya pilih yang water base, enggak terlalu berisiko. Sebenarnya ban dicuci dan dibersihkan pakai air sabun saja sudah cukup," pungkas Bambang.
Meski semir ban berbahan dasar air cenderung lebih aman, bukan berarti pemilik mobil boleh menyemirnya secara rutin. Ya paling tidak sebulan sekali guna menjaga kualitas ban. Itu pun lapisi setipis mungkin, supaya tetap menimbulkan efek mengkilap.
"Iya sebaiknya enggak boleh banyak pakai semir ban , jangan terlalu sering, karena tetap bisa menarik lilinnya keluar," tuntas Bambang.