Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hadirnya Yamaha XSR155 buat pasar otomotif Indonesia, makin meramaikan persaingan di segmen motor berpenampilan retro atau klasik. Selama ini ceruk pasar tersebut menjadi mainannya Kawasaki lewat produknya W175-nya.
ADVERTISEMENT
Nah menyoal motor-motor bergaya modern-retro tersebut, tak sedikit konsumen yang membelinya untuk dijadikan sebagai bahan motor custom. Lihat saja kesuksesan W175 yang terbilang modifabel, dan sudah wara-wiri di bengkel-bengkel custom.
Malah sampai Presiden Joko Widodo pun membangun motor kustom berbasis W175. Namun kemudian apakah XSR155 akan bernasib sama?
Nolavender, penggawa Central Classic Custom, bengkel modifikasi spesialis motor bergaya retro menyebutkan, untuk Yamaha XSR155 masih terbilang pas untuk dijadikan basik sebagai motor custom.
“Kalau yang saya lihat, motornya cocok aja sih, cuma sepertinya dia enggak perlu banyak yang diubah Ya paling tinggal dirombak sedikitlah, kalau model pabrikan kaya gini (retro) modifikasi custom-nya tidak banyak memang yang dirubah, kecuali si owner ingin yang bikin ekstrem ya,” bukanya saat dihubungi kumparan, Jumat (6/12).
Delta Box, yang jadi model sasis XSR155 dinilai Nova, tak akan menjadi kendala besar saat proses penggarapan. Hanya saja, menurutnya motor custom memang identik dengan sasis bermodel teralis. Kalau untuk sasis XSR155, biar makin menarik perlu dilakukan kustomisasi.
ADVERTISEMENT
“Sasisnya kan Delta Box, otomatis mesin depannya menggantung. Paling nanti kita custom, kita kasih model flat atau tambahin daging lagi biar enggak terlalu kosong, dibikin kaya model pipa teralis. Kalau mau simpel paling ditambahin skid plate,” paparnya.
Lain hal dengan Denny Andrean, builder dari bengkel Disaster 13, Semarang. Menurut Jandro, panggilan karibnya, pada dasarnya semua jenis motor memang bisa diubah jadi motor custom. Namun, jika menakar ideal atau tidak, XSR155 kurang pas dijadikan bahan motor custom.
“Ini versi aku ya, jujur aku kurang suka dengan kondisi mesin yang kaya gini. Kalau aku yang garap, aku bakal minta si owner untuk ganti total frame-nya, jadi diambil saja mesinnya. Kalau masih mempertahankan sasis bawaan, jadinya tidak total,” ucapnya saat dihubungi kumparan.
ADVERTISEMENT
Lanjut Jandro, sasis model twin-spar atau Delta Box jika diusung jadi penyangga jantung mekanis tak akan memperoleh nilai ‘klasik’dari sebuah motor custom. Namun, ia melanjutkan, kalau owner ingin melakukan kustomisasi ringan, XSR155 masih bisa diandalkan.
“Dulu pernah garap motor Yamaha Byson, dia juga kan Delta Box. Cuma kalau di Byson Delta Box-nya enggak kelihatan, kalau yang ini (XSR155) kelihatan banget, itu sama kayak Vixion. Tapi ini motor bisa tertolong kalau dibikin Cafe Racer dengan catatan full fairing, jadi dia enggak kelihatan (Delta Box),” katanya.
Builder yang sabet gelar The Best People Choice di Kustomfest 2019 lewat Raimu-Davidson ini mengatakan, umumnya para penggiat motor custom memang menggunakan sasis model teralis untuk kerangka konsepnya.
ADVERTISEMENT
“Soal efisien (sasis teralis), mau dibikin model kaya gimana saja bisa. Terus lagi, volumenya kecil beda sama Delta Box yang gede banget, makan tempat. Buat kita aplikasikan bahan itu ke dalam sebuah frame lebih susah, karena enggak bisa di roll. Mungkin bisa itu (di roll), dari 100 persen paling sembilan persen,” jelas Jandro lagi.