2 Bayi Baru Lahir Alami Penyakit Langka Akibat Gigitan Kutu

29 November 2019 8:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kutu. Foto: Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kutu. Foto: Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Rumah sakit anak Stony Brook Children's Hospital dan Hampton Community Healthcare di New York, Amerika Serikat, masing-masing kedatangan pasien yang mengalami penyakit langka setelah digigit kutu. Yang mengejutkan, pasien yang mesti mereka tangani adalah bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
Ada dua pasien bayi, satu bayi laki-laki dan satu bayi perempuan, mengalami gejala sama yang umum terjadi saat terkena infeksi, yakni timbul ruam di kulit serta demam. Namun beberapa gejala tak biasa juga ditunjukkan oleh kedua bayi itu. Denyut jantungnya meningkat, jumlah trombosit darah menurun, sehingga mereka juga menderita anemia.
Kasus ini telah dilaporkan dalam jurnal medis Pediatrics pada 27 November 2019.
Ilustrasi bayi demam. Foto: Thinkstock
Infeksi yang ditularkan melalui kutu, kata tim dokter, sangat jarang menimpa bayi baru lahir. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit lyme dan penyakit sejenisnya yang ditularkan oleh kutu bisa menyerang siapa pun.
“Dua kasus ini benar-benar menjadi sebuah penegasan tentang sejauh mana kutu bisa menyebarkan infeksi,” ujar Dr. Andrew Handel, dokter dari divisi Penyakit Menular Anak di Stony Brook Children's Hospital, sebagaimana dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
“Ketika kita menyadari bahwa kutu-kutu itu bisa menyebar ke semua populasi, kita juga akan menyaksikan jumlah orang-orang yang terkena infeksi terus bertambah.”
Satu bayi laki-laki yang terinfeksi kutu dan dirawat di Stony Brook Children's Hospital baru berusia 6 minggu. Tim dokter kemudian memberikannya antibiotik untuk mencegah kondisi si bayi semakin memburuk akibat peningkatan kadar enzim dalam hati.
Pemeriksaan lebih lanjut menyatakan bahwa bayi malang itu menderita babesiosis, penyakit langka yang disebabkan oleh gigitan kutu yang terinfeksi Babesia microti, parasit mikroskopis yang menginfeksi sel darah merah.
Ilustrasi sel darah merah Foto: Pixabay
Itu sebabnya tim dokter juga menemukan kadar hemoglobin si bayi yang terus menurun, sehingga ia membutuhkan transfusi darah.
Sang ibunda dari bayi tersebut mengaku dirinya pernah melihat seekor kutu yang telah mati di lengan putranya. Itu terjadi 20 hari sebelum putra kecilnya mengalami gejala infeksi.
ADVERTISEMENT
Setelah ditelusuri, keluarga si bayi ternyata tinggal di daerah endemik. Hunian mereka pun dikelilingi rerumputan tinggi sehingga penyakit yang ditularkan melalui kutu sangat rentan menimpa orang-orang yang tinggal di sekitarnya.
Sementara pasien bayi perempuan mengalami gejala infeksi di usianya masih lima minggu. Sepekan sebelum simtom terjadi, orang tua si bayi menemukan ada kutu di telinga anaknya.
Ilustrasi kutu. Foto: Shutterstock
Denyut jantungnya berdetak semakin cepat di luar batas normal. Dokter yang memeriksanya mengatakan, bayi perempuan itu menderita penyakit lyme, yang berarti bakteri penyebab penyakit itu telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
Bicara soal penularan penyakit ini, bayi yang jarang dibawa keluar rumah oleh orang tuanya sekalipun sangat mungkin tertular penyakit yang disebabkan gigitan kutu. Contoh, penyakit ini bisa ditular dari hewan peliharaan.
ADVERTISEMENT
Inilah yang kerap diabaikan para orang tua yang juga memiliki hewan peliharaan. Binatang kesayangan ternyata juga bisa membahayakan kesehatan buah hati tercinta.
Bayi dan anjing peliharaan. Foto: 3194556 via Pixabay
Hewan peliharaan ini biasanya membawa kutu dari luar, karena bulu mereka yang lebat membuat kutu-kutu itu jarang terlihat. Sebagai solusinya, pemilik hewan peliharaan bisa segera berkonsultasi ke dokter hewan terkait obat-obatan yang tepat untuk mencegah gigitan kutu.
Bagi para orang tua yang memiliki anak masih kecil disarankan agar sebisa mungkin untuk tetap mengawasi kontak fisik anak-anak mereka dengan hewan peliharaan di rumah.