2 Peneliti Kanker Menangi Hadiah Nobel Kedokteran 2018

2 Oktober 2018 7:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedua pemenang Hadiah Nobel Bidang Kedokteran 2018. (Foto: Twitter @NobelPrize)
zoom-in-whitePerbesar
Kedua pemenang Hadiah Nobel Bidang Kedokteran 2018. (Foto: Twitter @NobelPrize)
ADVERTISEMENT
Dua peneliti kanker, James Allison asal Amerika Serikat dan Tasuku Honjo asal Jepang, berhasil memenangi Hadiah Nobel 2018 di bidang Kedokteran. Hadiah tersebut diberikan karena keduanya berhasil menemukan protein dalam sistem imun tubuh yang dapat dimanfaatkan untuk menyerang sel-sel kanker.
ADVERTISEMENT
Keduanya berhasil memenangkan hadiah sebesar sembilan juta kronor atau sekitar Rp 15 miliar.
Dilansir CNN, Allison adalah profesor di University of Texas MD Anderson Cancer Center. Sementara Honjo adalah profesor di Kyoto University. Honjo telah mengabdi di universitas tersebut selama 34 tahun lamanya.
Nobel Assembly di Karolinska Institute mengatakan Allison telah mempelajari protein yang berfungsi sebagai rem pada sistem kekebalan tubuh. Dia menyadari potensi ketika rem tersebut dilepaskan dan dengan demikian dapat melepaskan sel-sel kekebalan tubuh manusia untuk menyerang tumor. Dia kemudian mengembangkan konsep ini untuk dijadikan pendekatan baru untuk mengobati pasien kanker.
Jame Allison dari University of Texas MD Anderson Cancer Center. (Foto: Twitter @NobelPrize)
zoom-in-whitePerbesar
Jame Allison dari University of Texas MD Anderson Cancer Center. (Foto: Twitter @NobelPrize)
Sementara Honjo, profesor imunologi di Universitas Kyoto, menemukan protein yang berbeda pada sel-sel kekebalan yang juga tampak berfungsi sebagai rem, tetapi dengan mekanisme aksi yang berbeda.
Tasuku Honjo dari University of Kyoto. (Foto: Twitter @NobelPrize)
zoom-in-whitePerbesar
Tasuku Honjo dari University of Kyoto. (Foto: Twitter @NobelPrize)
“Saya merasa terhormat dan merasa rendah hati untuk menerima pengakuan bergengsi ini. Ini merupakan motivasi bagi para ilmuwan untuk mendorong batas pengetahuan (mereka). Awalnya saya tidak belajar untuk mendalami kanker, tetapi hanya untuk memahami unsur biologis dari sel T, sel luar biasa yang menjelajah tubuh kita dan bekerja untuk melindungi kita,” kata Allison setelah menerima penghargaan bergengsi ini, sebagaimana dilansir The Guardian.
ADVERTISEMENT
Menurut situs resmi Hadiah Nobel, Hadiah Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran telah dianugerahkan sebanyak 108 kali kepada 214 Peraih Nobel sejak tahun 1901 hingga 2017. Hadiah ini diberikan oleh Nobel Foundation sebagai penghargaan untuk penemuan di bidang ilmu kehidupan dan kedokteran.