3 Tahun Lagi, Transplantasi Jantung Babi untuk Manusia Bisa Dilakukan

20 Agustus 2019 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi babi hutan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi babi hutan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
“Dalam tiga tahun ke depan, jantung babi diperkirakan sudah bisa ditransplantasikan pada manusia.”
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu bukan hanya sekadar ramalan belaka. Itu adalah prediksi Sir Terence English, ahli bedah yang pertama kali melakukan transplantasi jantung di Inggris pada Tahun 1979.
English mengatakan bahwa anak didiknya, Christopher McGregor, yang membantunya dalam transplantasi jantung pertama, berencana untuk melakukan transplantasi ginjal babi ke manusia. Jika transplantasi berjalan dengan baik, itu bisa membuka jalan bagi operasi serupa dengan organ lain yang lebih kompleks.
"Jika xenotransplantasi dengan ginjal babi pada manusia ini memberikan hasil memuaskan, maka dalam beberapa tahun ke depan ada kemungkinan jantung babi juga akan dimanfaatkan pada manusia," kata English kepada The Telegraph. "Jika xenotransplantasi ginjal sukses, maka hal yang sama juga akan terjadi dengan transplantasi jantung,” lanjut pria berusia 87 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Xenotransplantasi adalah proses transplantasi organ atau jaringan antar spesies berbeda . Sekarang, McGregor telah mengembangkan teknik untuk mengubah gen babi guna mencegah penolakan organ oleh sistem imun manusia. Menurut English, ini dapat memberikan jawaban untuk antrean panjang transplantasi organ di Inggris dan AS.
The Telegraph memberitakan, ada sekitar 280 orang di Inggris yang tercatat dalam daftar tunggu transplantasi jantung. Sementara itu, di AS, ada lebih dari 110.000 orang menunggu transplantasi organ. Pada 2017, ada sekitar 18 orang pasien meninggal setiap harinya saat menanti donor organ.
Jika dibandingkan dengan ginjal, organ jantung hasil donor sangat sulit didapat pasien. Sebab, jantung harus dalam kondisi sehat dan organ harus dikeluarkan dari pendonor serta ditransplantasikan ke tubuh pasien dalam hitungan jam.Selain itu, secara biologis dan ukuran jantung donor harus cocok untuk pasien.
Ilustrasi jantung. Foto: Thinkstock
Jantung babi dianggap bisa menjadi alternatif bagi masalah itu. Sebab, secara anatomis babi mirip dengan manusia. Itu juga menjadi alasan mengapa mereka begitu sering digunakan dalam uji coba medis baru.
ADVERTISEMENT
Transplantasi organ babi ke manusia belum pernah terealisasikan. Tapi, ilmuwan pernah mentransplantasikan jantung babi ke primata lain. Tahun lalu, seekor babon berhasil hidup selama lebih dari enam bulan setelah menerima transplantasi jantung babi. Organ itu telah dimodifikasi gennya demi mencegah serangan dari sistem imun si babon.
Babon itu sendiri disuntik mati setelah berhasil hidup enam bulan dengan jantung babi. Selain itu, pada penelitian yang sama, ada empat babon lain yang menjalani transplantasi serupa tapi tak bisa bertahan hidup hingga enam bulan.
Para ilmuwan juga sedang mengembangkan chimera, yaitu organisme atau jaringan yang dilebur dari DNA beberapa spesies berbeda. Di antaranya adalah chimera manusia-babi dan manusia-monyet yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan organ guna transplantasi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, penggunaan organ babi dan chimera bisa dipastikan akan menimbulkan sejumlah masalah etis. Tapi, itu juga bisa menjadi solusi bagi masalah kardiovaskular yang manusia hadapi sekarang. English mengatakan bahwa waktu lah yang akan mengungkap apakah solusi ini bisa berhasil atau tidak.