6 Pola Makan Sehat untuk Cegah Kanker

7 Januari 2020 7:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi porsi makanan sehat. Foto: Fauzan Anangga/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi porsi makanan sehat. Foto: Fauzan Anangga/kumparan
ADVERTISEMENT
Kanker bukanlah jenis penyakit yang begitu saja bisa menyerang tubuh manusia tanpa bisa dicegah. Sebab pada kenyataannya, seseorang bisa terhindar dari penyakit kanker dengan menerapkan gaya hidup sehat, termasuk dengan menjaga pola makan.
ADVERTISEMENT
Hasil studi yang terbit di Journal of American College of Nutrition memperkuat argumen tersebut. Melansir The Conversation, penelitian tersebut merekomendasikan enam jenis makanan yang harus diperbanyak dan juga dibatasi konsumsinya untuk menurunkan risiko kanker. Berikut penjelasan lengkapnya.
Ilustrasi buah dan sayur-mayur yang baik dikonsumsi untuk mencegah kanker. Foto: Shutterstock
Tak ada jenis makanan yang benar-benar bisa dijuluki sebagai “makanan pencegah kanker”, sehingga lebih tepat jika disebut sebagai kombinasi dari berbagai makanan yang memberikan manfaat terbesar bagi kesehatan tubuh.
Lantas, mengapa mayoritas diet pencegah kanker merekomendasikan banyak makan buah dan sayur? Alasannya, kelompok superfood ini menghadirkan segudang manfaat: antioksidan, serat, fitokimia atau fitonutrien (segala jenis zat kimia/nutrien turunan dari tumbuhan), juga sebagai pengontrol berat badan.
Salah satu jenis sayuran bernutrisi tinggi yang bisa jadi pilihan konsumsi sehari-hari, yaitu sayuran berdaun gelap seperti brokoli, bayam, daun selada, dan kangkung.
ADVERTISEMENT
Ketika berbicara tentang alkohol, lupakan alibi bahwa minuman beralkohol baik untuk jantung. Alkohol justru kerap dikaitkan sebagai peningkat risiko kanker mulut, kerongkongan, payudara, usus besar, dan hati.
Yang lebih mengerikan, alkohol yang mengalami konversi menjadi asetaldehida dapat secara langsung merusak DNA sel. Selain itu, alkohol juga dapat merusak hati, meningkatkan kelarutan bahan kimia penyebab kanker lainnya, meningkatkan kadar estrogen, dan menurunkan kadar beberapa nutrisi bermanfaat seperti folat.
World Cancer Research Fund (WCRF) merekomendasikan untuk menjaga konsumsi daging merah di bawah 500 gram per minggu. Ikan dan ayam dapat menjadi alternatif terbaik untuk menghindari daging merah.
Ilustrasi daging merah. Foto: Shutterstock/Stciel
Tak hanya soal batasan konsumsi daging merah yang aman bagi kesehatan yang direkomendasikan. Masyarakat juga disarankan untuk menghindari konsumsi daging yang terlalu matang, terutama yang dipanggang atau digoreng. Alasannya, daging, ayam, dan ikan matang yang diolah pada suhu tinggi dan terlalu lama akan menghasilkan senyawa amina heterosiklik (HCA).
ADVERTISEMENT
HCA dianggap sebagai penyebab kuat kanker payudara, paru-paru, usus besar, lambung, dan prostat, setidaknya dari hasil penelitian terhadap hewan.
Hasil laporan WCRF pada 2007 dan 2011, menemukan bukti ilmiah bahwa makan daging olahan dan daging merah meningkatkan risiko kanker usus.
“Daging merah dapat berkontribusi pada diet yang sehat dan seimbang, karena merupakan sumber nutrisi yang baik seperti protein, zat besi, seng dan vitamin B12. Daging olahan di sisi lain memiliki nutrisi yang kurang berharga dan dapat tinggi lemak dan garam," ujar Dr. Rachen Thompson dari WCRF.
Hal ini sangat dianjurkan terutama bagi kaum Hawa agar terhindar dari risiko penyakit kanker payudara. Kedelai diketahui mengandung phytochemical yang disebut isoflavon dengan struktur kimia mirip dengan estrogen. Isoflavon ini diduga dapat menghambat sebagian estrogen alami wanita dalam merangsang pertumbuhan sel.
Ilustrasi Kanker Payudara Foto: Shutterstock/siam.pukkato
Kedelai merupakan makanan pokok bagi vegetarian dan para ahli gizi merekomendasikan memilih makanan kedelai alami seperti edamame, tempe, tahu. Hal ini terutama untuk menghindari konsentrat protein yang sering ditemukan dalam suplemen.
ADVERTISEMENT
Suplemen kedelai ini harus dihindari pasien wanita penderita kanker payudara ER+ atau estrogen receptor positive, sebab produk-produk suplemen tersebut mengandung isoflavon berkonsentrasi tinggi.
Terutama bagi kaum pria, membatasi konsumsi produk susu bisa mencegah penyakit kanker prostat. Diet tinggi kalsium dapat menyebabkan penurunan produksi vitamin D. Vitamin D berfungsi penting sebagai pengatur pertumbuhan dan proliferasi sel, sehingga kurangnya vitamin D dapat menyebabkan sel kanker prostat tumbuh tanpa terkendali.
Namun, di usus besar, masalahnya berbeda. Kalsium dapat berikatan dengan senyawa yang berpotensi karsinogenik di susu, membuatnya tidak larut dan mudah dikeluarkan. Kalsium juga dapat secara langsung memengaruhi perkembangan sel, serta memperlambat proliferasi.
Lantas, apa yang harus dilakukan pria? Sebenarnya, tidak perlu menghindari susu sama sekali. Namun perlu diingat, jika anda memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker prostat, anda disarankan untuk mengonsumsi produk susu dalam jumlah sedikit.
ADVERTISEMENT