Apa itu Etilen Glikol: Senyawa di Obat Anak yang Sebabkan Sakit Ginjal Misterius

19 Oktober 2022 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: Africa Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: Africa Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BPOM melarang dua bahan di obat batuk anak, setelah kasus tewasnya 70 anak di Gambia. Bahan tersebut antara lain Etilen Glikol dan dan Dietilen Glikol. Apa sebenarnya bahan tersebut dan seberapa berbahaya?
ADVERTISEMENT
Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), adalah bahan tidak berbau dan tidak berwarna yang digunakan untuk bahan industri seperti anti beku, rem hidrolik, tinta stempel, pelarut, cat, hingga kosmetik.
Di laman CDC tersebut dijelaskan, meski punya rasa yang manis, etilen glikol tidak seharusnya ditelan. Ketika masuk ke tubuh, etilen glikol terurai menjadi senyawa racun dan menyerang sistem syaraf pusat, jantung, dan akhirnya ginjal.
Sementara dietilen glikol, seperti namanya, adalah dua senyawa etilen disambung menjadi satu senyawa dengan satu atom oksigen di tengah-tengahnya. Dietilen punya deskripsi yang sama dengan etilen glikol dan juga sering digunakan sebagai pelarut.
CDC menjelaskan, ketika tertelan atau masuk ke tubuh, etilen glikol akan berubah menjadi senyawa beracun. Tahap 1, yang menyerang neurologis, berlangsung dari 30 menit hingga 12 jam setelah masuk. Tahap 2 adalah kardiopulmoner yang berlangsung 12 hinga 24 setelah masuk. Tahap 3 adalah tahap ginjal yang terjadi pada 24 hingga 72 jam setelah senyawa masuk tubuh.
Ilustrasi anak sakit menggunakan masker oksigen berbaring di tempat tidur rumah sakit. Foto: TinnaPong/Shutterstock
Sebelum 8 jam, gejala berupa depresi sistem saraf pusat, mabuk, euforia, pingsan, sulit bernafas, mual dan muntah dapat terjadi sebagai akibat dari iritasi gastrointestinal, hingga keracunan yang parah dapat menyebabkan koma, hilangnya refleks, kejang (jarang), dan iritasi pada jaringan yang melapisi otak.
ADVERTISEMENT
Hasil olahan senyawa etilen glikol nantinya akan menumpuk dan menambah keasaman darah (metabolic acidosis). Subtansi ini nantinya juga akan menyerang peredaran darah dan ginjal.
WHO mengonfirmasi menemukan kandungan etilen glikol dan dietilen glikol pada empat produk obat batuk dan demam anak yang diproduksi Maiden Pharmaceuticals Limited. Keempat produk tersebut antara lain Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup and Magrip N Cold Syrup.
WHO mengatakan akan melanjutkan investigasi untuk mengungkap kasus kematian anak di Gambia ini.
BPOM sendiri mengkonfirmasi keempat produk ini tidak beredar di Indonesia, dan telah menetapkan obat sirup anak ataupun dewasa tidak diperbolehkan menggunakan etilen glikol dan dietilen glikol.
Sementara itu, dilansir CNN, BPOM India mengatakan bahwa perusahaan Maiden Pharmaceuticals telah melakukan pelanggaran dengan praktik produksi yang menyalahi aturan, dan telah menyetop kegiatan produksinya.
ADVERTISEMENT
BPOM India mengatakan bahwa perusahaan telah “memproduksi dan menguji obat tanpa mematuhi, dan bertentangan dengan, berbagai persyaratan praktik manufaktur yang baik.”
“Mengingat keseriusan pelanggaran yang diamati selama penyelidikan dan potensi risikonya terhadap kualitas, keamanan, dan kemanjuran obat yang diproduksi, semua kegiatan manufaktur perusahaan dihentikan dengan segera,” jelas BPOM India.
Sampai saat ini belum ada pernyataan langsung dari Maiden Pharmaceuticals, seperti yang dilaporkan CNN.