Arkeolog Ungkap Asal Usul Bebatuan Kuno di Situs Stonehenge

10 Juli 2018 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stonehenge di Inggris (Foto: Freesally)
zoom-in-whitePerbesar
Stonehenge di Inggris (Foto: Freesally)
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun asal muasal situs batu Stonehenge telah menjadi misteri yang membingungkan banyak orang. Di situs yang terletak di Amesbury, Salisbury, Inggris, ini terdapat lingkaran batu-batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok tanah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, situs batu yang terdiri dari lempengan batu sarsen dan bebatuan bluestone yang lebih kecil ini dinamakan sebagai Stonehenge. Nama ini diambil dari kata stone dan henge. Stone berarti batu, sedangkan henge berarti lingkaran.
Pertanyaannya, dari mana batu-batu di Stonehenge itu berasal dan bagaimana ia bisa sampai ke Amesbury?
Stonehenge dari atas . (Foto: Flickr/Yehiel Elharar)
zoom-in-whitePerbesar
Stonehenge dari atas . (Foto: Flickr/Yehiel Elharar)
Dikutip dari IFL Science, pada 1923 sebenarnya seorang ahli geologi bernama Herbert Henry Thomas telah menjelaskan teorinya bahwa bebatuan blustone di Stonehenge berasal dari daerah Mynydd Preseli di pesisir selatan Wales. Tapi pertanyaannya, bagaimana batu-batuan itu bisa berpindah dari Wales ke wilayah Inggris bagian selatan?
Berdasarkan teori Thomas tersebut, banyak orang kemudian mengajukan teori lanjutan bahwa batu-batuan tersebut diangkut melalui laut dari Mynydd ke Amesbury.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, menurut hasil sebuah studi terbaru, teori dari Thomas dan turunannya itu ternyata salah. Menurut hasil studi yang telah dipublikasikan di jurnal Antiquity ini, bebatuan bluestone di Stonehenge berasal dari wilayah Craig-Rhos-y-felin dan Carn Goedog di Wales.
Hasil studi yang ditulis oleh para arkeolog dari University of Leicester ini menjelaskan, berdasarkan hasil analisis terbaru yang dikombinasikan dengan pemeriksaan menyeluruh dari sampel terarsipkan yang dikonsultasikan oleh Thomas, lokasi utama dari asal bebatuan bluestone di Stonehenge adalah kedua wilayah di atas.
Adapun terkait bagaimana batu-batuan yang berdasarkan penanggalan karbon telah berpindah tempat sejak antara tahun 2400 Sebelum Masehi dan 2200 Sebelum Masehi itu, sejumlah arkeolog terbagi dua dalam pendapat yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Ada kelompok arkeolog yang menyebutkan bahwa batu-batuan itu berpindah karena pergerakan gletser. Akan tetapi, sebagian besar arkeolog berpendapat, batu-batuan itu diangkut oleh manusia.