news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bahaya Hipertensi bagi Ibu Hamil: Bisa Sebabkan Preeklamsia

6 Desember 2019 7:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu Hamil Menangis PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Hamil Menangis PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penyakit hipertensi tak boleh lagi disepelekan. Sebab, penyakit ini bisa mengancam keselamatan manusia, terutama ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu hamil. Dari penyakit tekanan darah tinggi ini, komplikasi sangat mungkin terjadi. Menurut statistik, satu dari enam kematian ibu hamil disebabkan oleh hipertensi.
Pakar medis menyebut hipertensi mampu memicu preeklamsia yang bisa mengancam jiwa para ibu beberapa minggu setelah mereka melahirkan. WHO bahkan memperkirakan kasus preeklamsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju.
Hipertensi sebagai salah satu ciri dari preeklampsia Foto: Shutter Stock
Preeklamsia biasanya dialami seorang wanita saat usia kehamilannya memasuki 20 minggu. Gejala dari penyakit ini biasanya meliputi sakit kepala, sakit perut, dan kenaikan berat badan secara drastis.
Dalam pedoman Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) 2016, Dr. Ivan Sini, SpOG menyebutkan, preeklamsia dapat sebabkan pembuluh darah menyempit sehingga bisa mengakibatkan stroke perdarahan. Selain itu, preeklamsia juga bisa menyebabkan perubahan pada ginjal dan hati sang ibu, yang bila tidak segera ditangani akan berbahaya bagi kondisi ibu dan janin.
Ilustrasi hipertensi. Foto: rawpixel via Pixabay
Pakar medis menuturkan, hipertensi juga bisa dipicu akibat obesitas. Selain itu, penyebabnya juga bisa berasal dari keputusan seseorang untuk memiliki momongan di usia lanjut.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Medical Daily, dengan memantau tekanan darah di rumah, risiko komplikasi dari penyakit hipertensi dapat ditekan. Cara inilah yang telah dieksplorasi dalam sebuah penelitian terbaru. Cara ini efektif diterapkan selama periode postpartum.
Persoalannya, pemeriksaan rutin semacam ini justru kerap dilupakan setelah persalinan. Padahal, risiko terkena komplikasi pada wanita yang selama masa kehamilannya sudah menderita hipertensi akan meningkat pascamelahirkan.
Itulah mengapa pakar medis terus mengingatkan para ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin di rumah. Ini bertujuan untuk memantau kondisi sekaligus mencegah terjadinya komplikasi.