Bahaya Spora Bakteri Antraks, Bisa Bertahan di Tanah Selama 60 Tahun

17 Januari 2020 18:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks Foto: CDC via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks Foto: CDC via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kasus penyakit antraks kembali terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta. Menurut laporan Dinas Kesehatan setempat, setidaknya ada 27 warga yang positif terjangkit antraks. Seluruh warga tersebut tidak menjalani karantina, namun mereka dipastikan telah mendapat antibiotik.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Indonesia belum memasok vaksin antraks untuk manusia. Baru beberapa negara yang menyediakan vaksin penangkal bakteri antraks untuk manusia, seperti Amerika Serikat. Penggunaannya pun terbatas untuk beberapa orang dengan profesi berisiko tertular, seperti pekerja laboratorium yang kontak dengan bakteri antraks, peternak, dokter hewan, dan tentara.
Antraks adalah penyakit hewan yang menular kepada manusia, tidak ada vaksinnya (di Indonesia). Sembuh dengan pengobatan antibiotika,” ujar dr. Siti Nadia, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan, saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (17/1).
Daging sapi di los basah Pasar Senen. Foto: Antara/Aprilio Akbar
Karena belum tersedianya vaksin, dr. Nadia mengimbau masyarakat untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang mati mendadak. Bagi peternak sapi atau kambing, juga disarankan tidak memperjualbelikan daging hewan yang terpapar antraks.
ADVERTISEMENT
Adapun penyakit antraks merupakan penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh Bacillus anthracis. Bakteri ini termasuk ke dalam genus Bacillus dan berbentuk serupa batang, bersifat aerob (membutuhkan oksigen untuk metabolisme), dan tidak berflagel.
Bakteri antraks mampu membentuk spora, sebagai mekanisme bertahan hidup terhadap perubahan cuaca, radiasi sinar UV, serta senyawa kimia beracun seperti cairan desinfektan. Kunadi Tanzil dalam jurnal bertajuk Aspek Bakteriologi Penyakit Antraks, spora dibentuk di tanah, jaringan/binatang mati, dan tidak terbentuk di jaringan dan darah binatang hidup.
Dalam tanah, spora dapat bertahan hidup selama 40 sampai 60 tahun. Ini yang menyebabkan risiko penyebaran antraks sangat tinggi, seperti melalui rumput yang dimakan hewan ternak, khususnya yang berkuku genap seperti kerbau atau sapi. Spora ini juga disebut dengan endospora dan berukuran sekitar 1-2 mikrometer.
ADVERTISEMENT
“Infeksi dimulai dengan masuknya endospora ke dalam tubuh. Endospora dapat masuk melalui abrasi kulit, tertelan atau terhirup udara pernapasan,” tulis Tanzil dalam makalahnya.
Tanzil menambahkan, dalam darah, kuman dapat mencapai 10 sampai 100 juta per milimeter darah. Sebagian kecil dari kuman juga mampu menembus selaput otak sehingga menyebabkan meningitis. Dalam kondisi fatal, pasien antraks bisa berujung pada kematian.