Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut peneliti, ini bukan salah si kucing. Besar kemungkinan ini akibat cara kita yang salah mengelusnya. Lalu, bagaimana cara yang benar?
Lauren Finka, peneliti dari Nottingham Trent University, menyarankan agar kita memberikan si kucing kontrol saat interaksi. Misalnya, dengan memberikan kesempatan agar kucing bisa mengindikasikan apakah mereka ingin dielus atau tidak, dan kontrol di mana kita bisa menyentuh dia.
Mudahnya, kita sebaiknya membiarkan kucing yang memulai interaksi, bukan sebaliknya.
"Ini akan memerlukan kemampuan pengendalian diri yang kuat," jelas Finka dalam tulisannya di The Conversation.
"Tapi, hasilnya akan luar biasa, karena ada riset yang menunjukkan bahwa interaksi dengan kucing akan cenderung berlangsung lebih lama ketika kucing yang memulainya," lanjut dia.
Finka memaparkan bahwa penting untuk memperhatikan perilaku dan postur si kucing saat interaksi. Hal ini untuk memastikan si kucing merasa nyaman saat berinteraksi dengan kita. Ia juga menyarankan agar kita tidak terlalu banyak menyentuh si kucing.
ADVERTISEMENT
Menurut Finka, kebanyakan kucing yang punya sifat bersahabat akan menikmati saat dielus di beberapa bagian tertentu, antara lain dasar telinga, bawah dagu, dan sekitar pipinya. Para kucing menyukai sentuhan di daerah itu dibanding dengan sentuhan di daerah lainnya, seperti perut, punggung, dan bagian ekornya.
Meski begitu, Finka menjelaskan, untuk bisa menikmati interaksi dengan manusia, kucing harus mempelajarinya sejak usia muda. Kucing harus bisa menikmati dan terbiasa dengan interaksi itu di usia antara dua sampai tujuh minggu.
Selain itu, karakteristik manusia juga memiliki peran penting dalam interaksi antara manusia dan kucing. Kepribadian, gender, bagian tubuh yang kita sentuh, dan bagaimana kita umumnya memperlakukan kucing, punya peran penting dalam bagaimana kucing merespons kita, jelas Finka.
ADVERTISEMENT
"Mungkin ada beberapa kucing yang merespons sentuhan kita dengan agresif. Tapi, ada juga kucing yang menoleransi hal itu dengan imbalan, seperti makanan dan tempat tinggal," kata Finka.
"Meski begitu, kucing yang menoleransi hal itu bukan berarti dia adalah kucing yang bahagia. Sebab, ada laporan mengenai kucing peliharaan yang menurut pemiliknya menunjukkan perilaku menoleransi interaksi sosial, memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibanding kucing yang secara aktif menolak interaksi itu," imbuhnya.