Benarkah Perempuan Lebih Sering Bergosip daripada Laki-laki?

9 Mei 2018 11:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gosip (Foto: Dee/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Gosip (Foto: Dee/Flickr)
ADVERTISEMENT
Gosip identik sebagai kegiatan favorit perempuan. Dan juga, lidah perempuan dianggap lebih tajam ketika membicarakan orang lain dibandingkan laki-laki.
ADVERTISEMENT
Sampai-sampai, di China ada peribahasa yang mengatakan ‘lidah adalah pedang untuk perempuan, dan mereka tidak akan membiarkannya berkarat.’
Bahkan, kata gosip sendiri berasal dari bahasa Inggris kuno, ‘god-sibb’, yang berarti teman dekat perempuan yang menemaninya saat melahirkan.
Apakah perempuan memang benar-benar lebih banyak bergosip daripada laki-laki? Dan benarkah lidah perempuan lebih tajam? Atau hal ini hanyalah stereotipe belaka?
Ilustrasi gosip (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gosip (Foto: Thinkstock)
Apakah Perempuan Lebih Sering Bergosip?
Sebuah studi mengenai gosip melalui ponsel yang dilakukan oleh Social Issues Research Centre di Inggris memberikan jawabannya.
Laki-laki dan perempuan ternyata sama-sama suka bergosip. Hanya saja, perempuan memang meluangkan lebih banyak waktunya untuk bergosip daripada laki-laki.
Laki-laki menggunakan 55 persen waktu berbicara mereka untuk gosip, sedangkan perempuan adalah sebesar 67 persen.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, perempuan juga lebih gampang mengakui bahwa mereka sedang bergosip dibandingkan laki-laki. Dalam survei ini, laki-laki lebih senang mengakui bahwa mereka hanya berbincang-bincang dengan teman.
Selain itu, alasan lain mengapa perempuan terlihat lebih sering bergosip adalah karena topik pembicaraan mereka.
Studi yang dilakukan oleh Adam C. Davis dari University of Ottawa, Kanada menunjukkan perempuan memang lebih senang membicarakan fisik dan keadaan sosial orang lain, sementara laki-laki lebih senang membicarakan pencapaian orang lain.
Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Francis T. McAndrew alias Frank McAndrew, profesor psikologi dari Knox College, menyimpulkan laki-laki lebih sering berbagi cerita dengan pasangan mereka. Adapun perempuan senang berbagi cerita dengan sesama perempuan dan juga pasangan mereka.
ADVERTISEMENT
Yang lebih menarik lagi, perempuan ternyata juga lebih baik dalam mengingat detail pergosipan mereka, terutama bila menyangkut keadaan fisik orang lain.
Gosip (Foto: Carl Nenzén Lovén/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Gosip (Foto: Carl Nenzén Lovén/Flickr)
Perempuan vs Perempuan Lain
Studi yang dilakukan McAndrew mengungkapkan bahwa perempuan lebih menyukai gosip mengenai perempuan lain dan laki-laki menyukai gosip mengenai laki-laki lain.
Fakta yang ‘mengerikan’, perempuan ternyata memang menggunakan gosip sebagai senjata, terutama untuk menyerang perempuan lain.
“Penelitian menunjukkan bahwa perempuan menyerang orang lain secara tidak langsung, dan gosip adalah senjata pilihan mereka,” kata McAndrew dalam tulisannya di Psychology Today.
Dan gosip terbukti merupakan senjata yang ampuh, terutama ketika perempuan memperebutkan pasangan dan kekuasaan.
Masalah perebutan pasangan ini membuat perempuan cenderung lebih nyinyir terhadap penampilan perempuan lain, terutama ketika ada yang menggunakan pakaian seksi ataupun berdandan mencolok.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam soal perebutan kekuasaan, ketika seorang perempuan mengalami bullying ataupun mendengar gosip tidak sedap mengenai dirinya, maka tingkat stresnya pun meningkat dan berpengaruh pada performa kerja, bahkan membuat mereka ingin segera pindah kerja.
Gosip (Foto: Baruska/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Gosip (Foto: Baruska/Pixabay)
Sebuah penelitian pernah dilakukan oleh Departemen Psikologi Florida State University dengan mengadakan lima macam percobaan untuk melihat reaksi perempuan terhadap gosip mengenai perempuan lain.
Salah satu dari percobaan itu adalah, peserta penelitian diminta untuk menilai gosip mana yang akan mereka sebarkan ke orang lain. Apakah ‘perempuan itu senang berganti-ganti pasangan (negatif)’ atau ‘perempuan itu ikut menyumbang untuk amal (positif)’.
Hasilnya, ternyata berita negatif lebih cepat tersebar daripada berita positif.
Percobaan lain dilakukan dengan tatap muka. Seorang wanita bernama Francesca akan menemani peserta penelitian untuk main puzzle. Francesca juga bercerita, kalau semalam ia mabuk dan tidur dengan dua laki-laki.
ADVERTISEMENT
Setelah informasi tersampaikan, Francesca diminta untuk meninggalkan peserta dan digantikan perempuan lain yang menanyakan tentang Francesca. Hasilnya, para peserta cenderung lebih menjelek-jelekkan Francesca.
Menurut McAndrew, alasan mengapa perempuan menggunakan gosip untuk menyerang orang lain adalah sebagai ganti dari serangan fisik.
Laki-laki yang bersaing dengan laki-laki lain akan menggunakan kekuatan dan agresi fisik secara langsung untuk mendapatkan apa yang mereka mau, termasuk ketika berebut pasangan. Sementara perempuan, mereka menggunakan gosip dan serangan-serangan tidak langsung untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Jadi, memang benar pepatah China di atas, lidah memang merupakan senjata bagi perempuan dan bisa digunakan untuk menyerang orang lain.