Gerakan Anti-Terbang Bikin Jumlah Penumpang Pesawat Swedia Anjlok

12 Januari 2020 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penumpang wanita duduk di bangku tengah pesawat (portrait) Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang wanita duduk di bangku tengah pesawat (portrait) Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Swedia, kampanye perubahan iklim memasuki babak baru. Gerakan anti-terbang atau 'flight shaming', yang pertama dicetuskan pada 2017, membawa dampak signifikan pada industri penerbangan setempat.
ADVERTISEMENT
Jumlah orang yang terbang melalui bandara-bandara Swedia dilaporkan menurun 4 persen, dari 42 juta penumpang pada 2018 berkurang menjadi 40 juta pada 2019. Bahkan menurut catatan Swedavia, operator bandara milik pemerintah, angka penurunan khusus untuk penerbangan domestik mencapai 9 persen.
“Kami melihat sejumlah alasan mendukung, seperti pajak penerbangan Swedia, melemahnya krona (mata uang Swedia), melemahkan kekhawatiran ekonomi, serta perdebatan iklim,” ujar juru bicara Swedavia, Robert Pletzin, seperti dikutip BBC.
Gerakan anti-terbang dalam bahasa Swedia disebut flyfgskam dan berawal ketika penyanyi Swedia, Staffan Lingberg, berjanji tidak akan bepergian dengan pesawat lagi karena isu perubahan iklim. Industri penerbangan dianggap menyumbang emisi karbon sehingga tidak ramah lingkungan.
Greta Thunberg memberikan pidato dalam acara COP25 di Madrid Foto: Cristina Quicler / AFP
Selaras dengan gerakan itu, aktivis lingkungan Greta Thunberg juga melakukan aksi serupa dengan menyeberangi Samudra Atlantik dengan kapal pesiar tanpa emisi menuju New York, AS, pada Agustus 2019. Remaja 16 tahun tersebut sampai di tujuan setelah berlayar selama 15 hari.
ADVERTISEMENT
Tantangan bepergian tanpa pesawat juga disambut khalayak ramai. Lebih dari 22.500 orang menandatangani janji menerapkan “flight-free” untuk bepergian pada 2020.
Sejauh ini, angka penurunan penumpang pesawat baru terjadi di Swedia. Untuk wilayah Eropa, tren jumlah penumpang pesawat secara umum justru meningkat. Uni Eropa melihat kenaikan jumlah penumpang mencapai 1,1 miliar orang pada 2018, lebih tinggi dari catatan kenaikan 1 miliar orang pada tahun sebelumnya. Sedangkan di Inggris, ada total 272 juta penumpang pada 2018, naik dari 264 juta pada tahun 2017.
International Air Transport Association (IATA) mengatakan, tren saat ini menunjukkan jumlah penumpang bisa berlipat ganda menjadi 8,2 miliar pada tahun 2037. Kota-kota Asia diperkirakan bakal melampaui Eropa dalam pasar penerbangan komersial.
ADVERTISEMENT