Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Selama 2.000 tahun umat manusia telah mencapai banyak kemajuan. Mereka berhasil menjelajahi setiap benua, melukis karya agung, memberantas penyakit, bahkan bisa mendarat di bulan. Namun, terlepas dari itu semua, ada yang tidak berubah dari manusia, yakni tabiat iseng mereka untuk menggambar penis.
ADVERTISEMENT
Awal tahun ini sekelompok arkeolog menemukan grafiti Romawi di dekat Tembok Hadrianus di Inggris. Grafiti tersebut bergambar penis dan buah zakar. Gambar coretan itu diukir pada dinding di sebuah situs tambang batu pasir pada tahun 207 Masehi oleh tentara yang melakukan perbaikan pekerjaan bangunan di Tembok Hadrian.
Tembok Hadrian dibangun atas perintah Kaisar Hadrian usai mengunjungi Inggris. Tembok itu dibuat sebagai penanda perbatasan provinsi di Britannia untuk memisahkan orang-orang Romawi dengan “orang-orang barbar” di utara.
Bagi sebagian orang, gambar penis mungkin dianggap sebagai hal yang lucu atau provokatif atau bahkan bersifat merangsang. Tetapi, bagi orang-orang Romawi, penis merupakan simbol “keberuntungan”. Bahkan, sebagian besar orang pada masa kekaisaran Romawi sudah tidak asing lagi dengan grafiti kasar (seronok), lelucon kotor, dan karya seni penis.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang Romawi memiliki interpretasi yang sangat berbeda tentang penis. Itu pada dasarnya adalah semacam simbol keberuntungan, atau pesona untuk membawa keberuntungan dan itu cukup eksis pada zaman Roma kuno,” ujar Michael Collins, inspektur monumen bersejarah Inggris yang meneliti Tembok Hadrian, seperti dikutip dari IFL Science.
Para arkeolog dari Historic England dan Newcastle University juga menemukan ukiran bersejarah lainnya yang tak kalah pentingnya di situs tersebut, yakni prasasti yang bertuliskan "APRO ET MAXIMO CONSVLIBVS OFICINA MERCATI," mengacu pada dua konsul Kekaisaran Romawi pada saat itu. Bukan hanya itu, peneliti juga menemukan ukiran bergambar wajah-wajah pria yang dibuat menyerupai kartun.
Untuk mengabadikan grafiti penis dan ukiran-ukiran lainnya ini, tim peneliti menggunakan teknologi pemindai guna membuat model digital tiga dimensi permukaan dinding batu tersebut. “Prasasti ini sangat rentan terhadap pembusukan yang terjadi secara bertahap. Ini adalah kesempatan besar untuk merekamnya, menggunakan teknologi modern terbaik untuk melindungi dan mempelajarinya di masa depan,” papar Haynes, profesor Arkeologi di Newcastle University.
ADVERTISEMENT