Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Fosil lalat beserta isi perut dan isi perutnya.
Foto: Current Biology/Senckenberg](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1615551810/mjes1wlumwqxheuvkazt.png)
ADVERTISEMENT
Ilmuwan berhasil menemukan fosil lalat berusia 47 juta tahun dengan perut buncit. Dan untuk pertama kalinya, mereka membedah perut lalat purba tersebut demi mengetahui apa saja isinya.
ADVERTISEMENT
Setelah dibedah, ternyata perut fosil lalat tersebut dipenuhi dengan serbuk sari. Penemuan ini menjadi bukti pertama bahwa spesies lalat purba memakan mikrospora, beberapa spesies tumbuhan subtropis.
"Kandungan serbuk sari yang kami temukan di perut lalat menunjukkan bahwa hewan tersebut sudah memakan dan mengangkut serbuk sari 47 juta tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa lalat memainkan peran penting dalam penyebaran serbuk sari dari beberapa spesies tumbuhan," ujar Fridgeir Grimsson, ahli botani dari University of Vienna, Austria, sebagaimana dikutip Science Alert.
Penyerbukan biasanya dilakukan oleh burung, lebah, atau kupu-kupu. Sangat sedikit lalat yang melakukannya, kendati secara umum hewan ini dianggap sebagai serangga penyerbuk kedua.
Saat ini, lalat dengan lidah menyerupai belalai telah lama diabaikan peneliti sebagai hewan potensial pembawa serbuk sari. Faktanya, dari sekian banyak spesies lalat, hanya nemestrinid modern saja yang pernah diamati memakan tanaman tubular.
ADVERTISEMENT
Fosil baru yang ditemukan di bekas tambang di dekat Frankfurt, Jerman, mewakili spesies lalat belalai pendek kuno (Hirmoneura messelense). Hewan ini tampaknya cukup menyukai serbuk sari. Menurut para peneliti, lalat ini mungkin telah mengalahkan lebah sebagai serangga penyerbuk paling ulung.
Fosil dengan serbuk sari yang terawetkan alami di perut lalat sangat jarang ditemukan. Di bawah mikroskop, usus dan perut lalat menunjukkan adanya jejak serbuk sari dari empat famili tumbuhan, termasuk pohon willow air dan ivy yang tumbuh di sekitar tepi hutan dekat danau purba.
Para peneliti juga melihat bulu panjang--dikenal sebagai setae-- di dada lalat. Kendati peneliti tidak menemukan serbuk sari pada bulu lalat, namun mereka bisa membawa serbuk sari ketika berpindah dari satu bunga ke bunga lain.
Tiga jenis serbuk sari di dalam perut lalat yang belum diketahui jenisnya menunjukkan bahwa ia memakan tanaman berbeda yang mungkin tumbuh secara berdekatan. "Tampaknya lalat menghindari penerbangan jarak jauh antara sumber makanan dan mencari serbuk sari dari tanaman yang terkait erat,” kata Grímsson.
ADVERTISEMENT
Penemuan baru ini mendukung hipotesis lama bahwa lalat adalah hewan yang sama pentingnya dengan lebah dalam melakukan penyerbukan. “Fakta bahwa kami menemukan serbuk sari di dalam perut lalat purba menunjukkan bahwa ini bisa menjadi peran penting bagi serangga tersebut sejak periode Jurassic,” kata para peneliti .
"Fosil lalat yang disajikan di sini dengan jelas memakan serbuk sari angiosperm dan merupakan bukti langsung pertama dari nemestrinid polinivora.”