ITB Bikin Alat Pendeteksi Dini Penyakit Jantung, Namanya NIVA

15 Desember 2019 11:59 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
NIVA, alat pendeteksi dini penyakit jantung. Foto: Dok. ITB
zoom-in-whitePerbesar
NIVA, alat pendeteksi dini penyakit jantung. Foto: Dok. ITB
ADVERTISEMENT
Sejumlah ilmuwan dari Kelompok Keahlian Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung (ITB), mengembangkan perangkat untuk mendeteksi penyakit kardiovaskuler atau jantung. Alat bernama Non-Invasive Vascular Analyzer atau bisa disingkat NIVA ini resmi diluncurkan oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Kadarsah Suryadi di Gedung Center for Research and Community Service (CRCS) ITB, Kamis (12/12) lalu.
ADVERTISEMENT
Acara peluncuran alat deteksi jantung ini turut dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia, Prof. Bambang P. Brodjonegoro.
Dalam acara tersebut, Prof. Dr. Ir. Tati Latifah Erawati Rajab Mengko, selaku ketua tim pembuat NIVA menjelaskan, tahap penelitian alatnya ini telah dimulai sejak 2013. Dana pengembangan NIVA bersumber dari anggaran Penelitian Unggulan Strategis Nasional yang dikucurkan DIKTI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selama tiga tahun.
“Saat itu muncul satu ide yang dipacu oleh permintaan dari dokter bahwa apakah kita bisa membuat sebuah peralatan yang dapat mendeteksi lebih awal akan gejala terjadinya sumbatan di pembuluh darah,” ujar Prof. Tati dalam pernyataan resmi, Sabtu (14/12).
Menristek Bambang Brodjonegoro meninjau NIVA, alat pendeteksi penyakit jantung. Foto: Dok. ITB
Ia menambahkan, NIVA merupakan perangkat non-invasif yang dilengkapi sensor PPG (photoplethysmograph) dan sensor tekanan darah untuk menganalisis pembuluh darah. Alat ini mampu mengukur fungsi Vaskuler dengan 6 parameter dan tingkat risiko Vaskulet untuk 5 parameter secara sekaligus.
ADVERTISEMENT
Sederetan peneliti lain yang juga ikut serta dalam pembuatan NIVA adalah Dr. Hasballah Zakaria, Dr. Richard Mengko, dan tim Teknik Biomedis ITB.
Penyumbatan Pembuluh Darah
Penyumbatan pembuluh darah biasanya terjadi karena penumpukan plak di dalam pembuluh darah. Munculnya plak tersebut dipicu oleh berkurangnya Nitric Oxide (NO) yang mengatur tingkat kelenturan pembuluh darah.
Produksi NO berkurang lantaran faktor umur manusia. Semakin bertambahnya usia, maka semakin berkurangnya NO yang dihasilkan pada endhotelial, lapisan paling dalam pembuluh darah manusia. Hal itu berefek pada menurunnya tingkat kelenturan pembuluh darah. Akibatnya, terjadi peningkatan darah atau hipertensi.
Ilustrasi darah Foto: Pixabay
Pengobatan Penyakit Pembuluh Darah Sangat Mahal
Berdasarkan penuturan Prof. Tati, biaya pengobatan penyakit pembuluh darah masih sangat mahal. Kehadiran NIVA buatan ilmuwan ITB ini disebutnya mampu mendeteksi sedari awal penyakit terkait pembuluh darah, seperti stroke dan penyakit jantung, untuk meminimalisir kondisi yang lebih parah.
ADVERTISEMENT
“Dengan alat ini, jika hasil dari parameternya kurang baik, kita bisa segera melakukan pengobatan ke dokter sebelum terjadi hal yang lebih buruk lagi,” ujar Prof. Tati.
Bekerja sama dengan PT. Selaras, alat ini siap diproduksi massal. Sebelum masuk ke pasaran, NIVA telah diuji coba dan dipakai di dua rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta dan Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung.
Dalam waktu dekat, NIVA juga akan diuji coba di Rumah Sakit UNAIR dan Rumah Sakit Sardjito di Surabaya, serta Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto di Jakarta.
NIVA ditargetkan dapat menjadi solusi terintegrasi untuk mengukur kesehatan pembuluh darah. Dengan pendekatan kerja sama industri alat kesehatan, maka harga produksi NIVA dapat ditekan. Alat ini juga diharapkan dapat mendongkrak kemampuan industri negeri untuk memproduksi peralatan medis canggih lainnya, sehingga dapat mengurangi impor.
ADVERTISEMENT