Jangan Salah, Ini Perbedaan Hepatitis A, B, dan C

29 November 2019 16:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien bernama Fandri (kiri) siswa kelas 3 SMPN 20 Depok penderita Hepatitis A menjalani rawat inap di RSUD Depok, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
zoom-in-whitePerbesar
Pasien bernama Fandri (kiri) siswa kelas 3 SMPN 20 Depok penderita Hepatitis A menjalani rawat inap di RSUD Depok, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
ADVERTISEMENT
Wabah hepatitis A melanda kota Depok, Jawa Barat. Menurut Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, dalam beberapa hari terakhir penyakit ini telah menyerang sejumlah murid dan guru di wilayah Depok.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan oleh pengelola program hepatitis dan penyakit infeksi saluran kencing Dinkes Depok, setidaknya telah ditemukan 72 kasus terkait hepatitis A, terdiri dari 38 laki-laki, dan 34 perempuan. Di mana, kasus terbanyak terdapat di sekolah SMPN 20 Depok.
“Seluruh penderita hepatitis A tidak berasal dari satu sekolah yang sama. Akibatnya, guru dan siswa tidak bisa hadir. Beberapa siswa dan guru sudah dirawat di RS sekitar Depok. Saya akan terus menginformasikannya,” ujar Terawan, kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11).
Secara garis besar, penyakit hepatitis dapat diartikan sebagai penyakit peradangan yang terjadi pada hati akibat beberapa faktor. Di antaranya virus, perilaku seksual, konsumsi alkohol, dan obat-obatan. Kendati sebagian besar kasus hepatitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus.
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
Jenis penyakit hepatitis juga beragam, tergantung bagaimana gejala dan cara penularannya. Adapun hepatitis yang paling umum terjadi adalah hepatitis A, B, dan C. Lantas, apa perbedaan dari ketiganya? Apakah gejala dan penyebabnya sama-sama bisa membahayakan?
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut penjelasan lengkapnya sebagaimana dikutip dari Encyclopedia Britannica dan World Health Organization (WHO).
Hepatitis A
Virus Hepatitis A (HAV) biasanya menyebar melalui fecal-oral atau kotoran yang terinfeksi dan menyebar melalui makanan dan minuman, hingga menimbulkan gangguan fungsi hati. Oleh sebab itu, HAV ini lebih sering ditularkan lewat konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Meski begitu, HAV juga bisa menular melalui hubungan seksual. Masa penularan HAV terjadi antara 15 hingga 45 hari. Gejalanya meliputi demam, mual dan muntah, diare, hilangnya nafsu makan, kulit menguning, warna urine gelap, gatal, dan sakit kulit.
Ilustrasi virus. Foto: qimono via Pixabay
Sebagian besar penderita hepatitis A bisa sembuh secara total dan akan kebal terhadap HAV di masa depan. Selain itu, tidak seperti hepatitis B dan C, HAV jarang berujung pada kerusakan hati akut atau penyakit kronis. Meski begitu, jika dibiarkan penyakit ini juga bisa berakibat fatal. Maka, melakukan perawatan seperti menggunakan vaksin dan minum obat adalah cara efektif untuk menangani penyakit hepatitis A.
ADVERTISEMENT
Hepatitis B
Cara penularan virus Hepatitis B (HBV) ini hampir sama dengan HIV (human immunodeficiency virus), yakni melalui hubungan seksual, kontak dengan cairan tubuh, dan bisa ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke bayi yang baru dilahirkan. Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah atau kontak dari darah ke darah yang terinfeksi HBV.
Selain itu, HBV juga bisa menular melalui jarum suntik yang terkontaminasi selama prosedur medis, atau penggunaan narkoba suntik. Hepatitis B bisa menimbulkan penyakit yang lebih parah ketimbang hepatitis A, salah satunya menyebabkan kanker hati kronis dan kerusakan hati permanen. Melakukan imunisasi dan vaksin adalah solusi efektif untuk mencegah terkena penyakit hepatitis B.
Hepatitis C
Hampir sama seperti hepatitis B, virus hepatitis C (HCV) menyebar melalui kontak cairan tubuh atau melakukan hubungan seksual. Namun, sebagian besar HCV ditularkan melalui transfusi darah, suntik injeksi yang terkontaminasi, atau penggunaan narkoba suntik.
Ilustrasi sakit. Foto: Shutterstock
Penyakit hepatitis C ini dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat yang berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan seumur hidup. Pada awal abad ke-21, diperkirakan ada 71 juta orang di seluruh dunia yang menderita infeksi hepatitis C kronis. Di mana, 60 hingga 80 persen infeksi berkembang menjadi penyakit kronis, seperti sirosis atau kanker hati. Pencandu alkohol lebih rentan terkena hepatitis C.
ADVERTISEMENT
Adapun gejalanya meliputi flu, kelelahan, mual, muntah, dan kadang-kadang penyakit kuning. Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk hepatitis C.