Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kenapa Jangkrik dan Belalang 'Menginvasi' Makkah?
11 Januari 2019 15:41 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Para pengunjung Masjidil Haram di kota suci Makkah , Arab Saudi, dikagetkan oleh "invasi" ribuan jangkrik dan belalang. Kehadiran serangga-serangga tersebut telah terjadi sepanjang pekan ini. Bahkan video serta foto ribuan jangkrik dan belalang itu ramai dibagikan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Menurut seorang jemaah seperti dikutip media Arab, The National, Selasa (8/1) lalu, jangkrik memenuhi Masjidil Haram, bahkan sampai ke dekat Kakbah.
"Pada Sabtu malam saya salat di Masjidil Haram dan serangga di mana-mana, masjid seperti mengundang mereka, tidak hanya di pekarangan, bahkan di sekitar Kakbah," kata seorang warga, Abdulwhab Soror, 64.
"Saya telah hidup di Makkah seumur hidup dan tidak pernah menyaksikan hal seperti ini," lanjut dia.
Kejadian ini dibenarkan oleh Pemerintah Kota Makkah. Dalam pernyataannya, Pemkot Makkah menyebut serangga-serangga itu sebagai "belalang hitam" dan mengatakan jangkrik dan belalang itu dalam tahap migrasi.
Hamed bin Mohamed Metwally, profesor fisiologi di Universitas Umm Al-Qura University, menjelaskan kepada media Palestina, Sawa News, bahwa keberadaan jangkrik dan belalang memang bisa meningkat pada waktu dingin dan akan menghilang dalam empat hingga enam minggu kemudian.
ADVERTISEMENT
Memang kota Makkah sedang dalam fase "dingin". Berdasarkan data cuaca dari situs Accu Weather, cuaca di Mekkah sejak awal 2019 sampai sekarang berada di kisaran antara 31 derajat Celcius di siang hari dan sekitar 22 derajat Celcius di malam hari.
Biasanya kota suci umat Islam ini punya temperatur sangat tinggi di musim panas, sering kali mencapai lebih dari 40 derajat Celcius di siang harinya. Sementara pada bulan November hingga Januari biasanya turun hujan ringan di Makkah.
Sementara itu, Jacky Judas, penasihat masalah lingkungan di WWF dan lembaga pelestari alam Emirates Nature mengaku terkejut atas fenomena ini. Menurut pengakuannya, ini adalah kali pertama dirinya melihat fenomena seperti ini.
"Ini adalah kali pertama saya melihat spesies ini dalam jumlah besar," ujarnya kepada The National.
ADVERTISEMENT
Ia berpendapat serangga-serangga ini mungkin berasal dari suatu peternakan serangga di Jazirah Arab yang sengaja dikembangbiakan untuk pangan burung. Judas menduga ada beberapa serangga yang lepas dan menyebar ke Makkah .