Makanan yang Bisa Bantu Manusia Hidup Jika Terjadi Perang Nuklir

16 Januari 2020 15:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nuklir Iran. Foto: Nazanin Tabatabaee Yazdi/TIMA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nuklir Iran. Foto: Nazanin Tabatabaee Yazdi/TIMA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Musim dingin yang panjang adalah sebuah keniscayaan, apabila suatu saat perang nuklir benar-benar pecah di Bumi. Usai badai api menerjang, sinar matahari yang seharusnya sampai ke Bumi menjadi terhalang karena jelaga yang masuk ke dalam stratosfer.
ADVERTISEMENT
Perang nuklir yang dimaksud merujuk pada hubungan sengit antara India dan Pakistan. Kabarnya, jika perang nuklir benar-benar terjadi di antara kedua negara tersebut, maka dampaknya akan dirasakan oleh 125 juta orang di dunia.
Para ilmuwan memprediksi, Pakistan tengah mempersiapkan senjata nuklir 150 kiloton pada 2025 nanti. Targetnya adalah menyerang kawasan perkotaan negara musuh.
Sebagai balasannya, India juga tak mau kalah karena telah menyiapkan senjata nuklir berkekuatan 100 kiloton yang siap memusnahkan sejumlah wilayah di Iran. Asap dari kota-kota yang terbakar bakal menghasilkan 16 hingga 36 teragram karbon hitam ke atmosfer. Akibatnya, sinar matahari akan terhalangi sehingga suhu global pun menurun hingga 5 derajat Celcius.
Warga membawa bendera Pakistan di tengah konflik dengan India Foto: Reuters/Mohsin Raza
Yang paling mencolok dari perang tersebut adalah kemungkinan terjadi bencana global akibat jumlah pasokan pangan dunia yang merosot tajam. Itulah mengapa peneliti menyimpulkan bahwa perang nuklir juga bakal berdampak pada bencana kelaparan.
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain, David Denkenberger, seorang ilmuwan asal Universitas Alaska, Amerika Serikat, membeberkan cara manusia dapat bertahan hidup di tengah bencana kelaparan yang mengancam.
Seperti yang disebutkan Denkenberger dalam karyanya yang terbit dalam International Journal of Disaster Risk Reduction pada 2008 lalu, ada satu jenis tanaman yang bebas dari proses pembusukan akibat nuclear winter atau musim dingin nuklir. Tanaman yang dimaksud adalah jamur.
Ilustrasi bom nuklir Foto: WikiImages/pixabay
"Kesimpulan dari makalah ini adalah, mungkin ketika manusia punah, dunia akan dikuasai kembali oleh jamur," ujar Denkenberger dalam sebuah wawancara dengan Business Insider, seperti dikutip Fox News.
Menurut Denkenbeker, saat perang nuklir terjadi, jamur akan menyelamatkan jutaan spesies dari kematian. Jamur disebutnya akan memberi makan bagi jutaan pohon yang mati. Pohon-pohon tersebut merupakan sumber kehidupan yang berpotensi memberi makan semua orang yang masih hidup selama sekitar tiga tahun pasca-perang.
Ilustrasi rumput laut. Foto: Pixabay
Selain jamur, jenis tanaman yang tidak membutuhkan banyak cahaya untuk tumbuh adalah rumput laut. Itulah mengapa Denkenberger juga menyebutnya sebagai sumber makanan potensial.
ADVERTISEMENT
"Rumput laut adalah sumber makanan yang sangat baik dalam skenario seperti ini (perang nuklir) karena dapat mentolerir tingkat cahaya yang rendah," jelasnya. "Rumput laut juga tumbuh sangat cepat. Di musim dingin nuklir, daratan akan mendingin lebih cepat daripada lautan, sehingga lautan akan tetap sedikit lebih hangat. Rumput laut dapat menangani suhu yang relatif rendah."
Denkenberger juga memperkirakan bahwa dunia bakal membutuhkan sekitar 1,6 miliar ton makanan kering per tahun untuk memberi makan semua orang. Tetapi, manusia disebutnya mungkin bisa menanam rumput laut sebanyak itu dalam tiga hingga enam bulan.