Mana yang Lebih Berbahaya bagi Kesehatan: Malas Olahraga atau Merokok?

23 Oktober 2018 15:42 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Olahraga. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Olahraga. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Merokok memang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang jarang olahraga. Orang yang memiliki gaya hidup kurang aktif terancam berbagai gangguan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Bila gaya hidup kurang olahraga dengan merokok dibandingkan, mana yang lebih buruk?
Menurut sebuah studi dari Cleveland Clinic, ternyata kurang olahraga lebih berbahaya daripada merokok.
Peneliti dari Cleveland Clinic melakukan studi terhadap lebih dari 122.007 pasien pada 1 Januari 1991 hingga 31 Desember 2014. Para pasien tersebut diminta melakukan tes treadmill untuk mengukur semua penyebab kematian yang berkaitan dengan manfaat olahraga dan kebugaran.
Alat gym tak sebersih yang kamu kira (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Alat gym tak sebersih yang kamu kira (Foto: Thinkstock)
Tes ini menunjukkan bahwa orang yang rajin berolahraga memiliki umur yang lebih panjang dan lebih sehat.
“Tidak bugar saat berolahraga dengan treadmill atau saat melakukan exercise stress test memiliki prognosis lebih buruk daripada orang yang menderita hipertensi, diabetes, atau perokok,” kata Dr. Wael Jaber, ahli kardiologi dari Cleveland Clinic seperti dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
Studi ini juga menunjukkan bahwa memiliki gaya hidup yang kurang aktif sama buruknya dengan memiliki penyakit berbahaya seperti hipertensi dan diabetes. Karena itu, Jaber mengatakan, orang yang kurang olahraga harus diperlakukan seperti yang menderita penyakit-penyakit tersebut dan dapat diobati dengan satu hal, olahraga.
Bersepeda. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bersepeda. (Foto: Thinkstock)
Dr. Jordan Metzl, dokter khusus olahraga di Hospital for Special Surgery, mengatakan bahwa penyakit kardiovaskular dan diabetes adalah penyakit yang paling banyak menghabiskan biaya kesehatan di AS.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Menurut sebuah studi, penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke kemudian disusul dengan diabetes adalah penyakit yang paling menjadi beban negara.
“Daripada membayar mahal untuk pengobatan, kita seharusnya mendorong pasien dan masyarakat untuk lebih aktif dan olahraga setiap hari,” kata Metzl.
ADVERTISEMENT
Selain bahaya jarang olahraga, studi ini juga menunjukkan orang yang rajin olahraga hidup lebih lama. Olahraga terlalu lama, yang semula dianggap membawa risiko kematian lebih besar, juga dianggap aman untuk dilakukan.