Mengenal Amphetamine, Jenis Narkoba yang Dikonsumsi Medina Zein

30 Desember 2019 18:14 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Medina Zein Azhari Foto: Instagram/@medinazein
zoom-in-whitePerbesar
Medina Zein Azhari Foto: Instagram/@medinazein
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selebgram yang memiliki ratusan ribu followers di Instagram, Medina Zein, dinyatakan positif mengonsumsi narkoba oleh Polda Metro Jaya. Laporan ini terkait pengembangan kasus narkotika yang menjerat aktor Ibra Azhari, yang merupakan kakak ipar Medina.
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya menangkap Medina pada Sabtu (28/12) dan setelah dilakukan pemeriksaan, Medina terbukti positif mengonsumsi narkoba jenis amphetamine alias sabu.
Amphetamine sendiri, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1930-an sebagai obat untuk hidung tersumbat. Amphetamine dipasarkan secara bebas dalam bentuk inhaler dengan merek dagang Benzedrine.
Obat-obatan jenis ini juga digunakan secara medis untuk menolong pasien diabetes dan depresi. Amphetamine dan berbagai turunannya telah tersedia sejak 1930-an hingga 1970-an. Namun seiring berkembangnya waktu, praktisi medis berhasil menemukan bahwa ada efek samping dari mengosumsi amphetamine. Terlebih ketika obat ini kemudian berpotensi tinggi untuk disalahgunakan.
Pengusaha Medina Zein bersama kuasa hukum sekaligus suaminya Lukman Azhari saat konferensi pers dikawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat, (18/10/2019). Foto: Dok. Ronny
Penyalahgunaan amphetamine, menurut yang tertulis dalam laman resmi The Centre for Addiction and Mental Health, Kanada, adalah dapat menyebabkan kecanduan.
ADVERTISEMENT
Barulah pada tahun 1970-an, muncul undang-undang baru yang membatasi penggunaan amfetamin untuk kepentingan medis. Saat ini, hanya dextroamphetamine, lisdexamphetamine, serta methylphenidate, yang diizinkan untuk penggunaan medis.
Obat-obat tersebut digunakan untuk mengobati attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) pada anak-anak dan orang dewasa. Semua amphetamine lainnya dibuat di laboratorium ilegal.
Bentuk amphetamine
Amphetamine murni berwarna putih, tidak berbau dan berbentuk bubuk kristal yang rasanya pahit. Oleh beberapa oknum, amphetamine yang ilegal bisa hadir dalam bentuk bervariasi. Beberapa berwarna abu-abu atau merah muda, bentuknya berupa bubuk kasar, kristal, hingga bongkahan. Bau yang ditimbulkan seperti amonia.
Sebagai turunan dari amphetamine, metamphetamine menyerupai serpihan kaca serut atau garam batu. Menurut Muhammad Hanafi, peneliti di Pusat Penelitian Kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI), metamphetamine juga termasuk ke dalam jenis narkoba.
Ilustrasi sabu. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
“Metamphetamine termasuk narkotika, tapi jenis yang ringan,” ujar Hanafi, saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (30/12).
ADVERTISEMENT
Amphetamine sendiri diberikan dengan cara disuntikkan, dihisap, diendus, atau diminum.
Ketika amphetamine mudah didapat di pasaran, banyak orang yang kemudian menggunakannya agar tetap terjaga dan mendapatkan lebih banyak energi. “Amphetamine bersifat stimulan dan bisa meningkatkan mood,” imbuh Hanafi.
Tak heran jika kemudian amphetamine banyak disalahgunakan oleh pengemudi truk, pelajar, hingga atlet. Bahkan baru-baru ini juga disebutkan bahwa tentara telah diberikan amphetamine untuk ketahanan mereka menghadapi pertempuran. Selain itu, amfetamin juga dikonsumsi oleh orang dengan gangguan makan (eating disorder) karena diklaim mampu menurunkan berat badan.
Amphetamine bisa sebabkan kecanduan
Bila digunakan sesuai resep dokter, amphetamine dan obat-obatan turunannya tidak menyebabkan kecanduan. Namun, obat ini dapat menimbulkan kecanduan jika disalahgunakan. Jenis methylphenidate misalnya, disebut lebih sedikit menyebabkan kecanduan dibandingkan amfetamin jenis lainnya.
ADVERTISEMENT
Penggunaan amphetamine secara teratur untuk penggunaan non medis, terutama ketika obat itu dihisap atau disuntikkan, dapat dengan cepat menyebabkan kecanduan. Jika penggunaannya dihentikan, orang tersebut biasanya mengalami beberapa gejala seperti kelelahan, tidur gelisah, lekas marah, rasa lapar yang hebat, depresi, perilaku bunuh diri, dan kekerasan.
Orang yang menggunakan amphetamine sering juga menggunakan obat lain, seperti alkohol, ganja, atau benzodiazepin, untuk membantu mereka rileks dan tidur. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan risiko ketergantungan pada obat lain ini.
Ilustrasi overdosis Foto: Pixabay
Overdosis terhadap obat ini dapat menyebabkan kejang, koma, hingga yang paling buruk adalah kematian disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, gagal jantung, atau demam yang sangat tinggi.
Amphetamine kerap dikaitkan dengan perilaku berisiko dan kekerasan serta peningkatan cedera dan penyakit menular seksual. Perilaku yang bisa ditimbulkannya antara lain paranoia dan halusinasi. Bahkan, menyuntikkan obat apa pun dapat menyebabkan infeksi dari jarum bekas atau kotoran dalam obat, serta berbagi jarum dengan orang lain dapat menularkan hepatitis atau HIV.
ADVERTISEMENT