Mengenal Cacar Monyet yang Serang Seorang Pria Afrika di Singapura

14 Mei 2019 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seseorang terinfeksi Monkeypox di Afrika, yang mendapatkan pengobatan. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seseorang terinfeksi Monkeypox di Afrika, yang mendapatkan pengobatan. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Seorang warga negara Afrika dinyatakan positif mengidap cacar monyet (monkeypox) ketika mengunjungi Singapura pada 28 April lalu. Ini adalah kasus pertama cacar monyet yang pernah dihadapi Singapura.
ADVERTISEMENT
Kini, pria asal Nigeria tersebut dalam kondisi stabil dan diisolasi di National Center for Infectious Diseases (NCID). Sebanyak 22 dari 23 orang yang melakukan kontak dengan pasien juga dikarantina untuk tindak pencegahan, dengan satu orang lain telah pulang ke negaranya dan tidak menunjukkan gejala cacar monyet.
Apa itu cacar monyet yang hebohkan Singapura ini? Lalu, bagaimana gejala dan penularannya?
Seorang anak terinfeksi Monkeypox di Afrika, yang mendapatkan pengobatan. Foto: AFP
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit langka berasal dari virus yang disebarkan oleh hewan seperti tikus, monyet dan kelelawar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), manusia bisa tertular virus ini melalui darah, cairan tubuh, atau luka dari hewan yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menular ketika seseorang memakan daging hewan terinfeksi yang dimasak tidak matang.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, virus ini tidak mudah menyebar di antara manusia. Infeksi dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi oleh cairan pasien.
Adapun gejala umum dari penyakit ini adalah demam, sakit kepala, sakit otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit pada tubuh.
Ruam akan muncul dalam satu hingga tiga hari setelah timbulnya demam. Ini biasanya dimulai di bagian wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, umumnya di tangan dan telapak kaki.
Pada kasus yang lebih parah, virus juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, sepsis, radang otak, dan kehilangan penglihatan karena infeksi mata. Gejala biasanya berlangsung 14 hingga 21 hari.
Seorang anak dan perempuan terinfeksi Monkeypox di Afrika. Foto: AFP
Menurut WHO, sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda, dengan tingkat kematian 1 hingga 10 persen yang dilaporkan selama wabah berlangsung. Selain itu, virus monkeypox hanya dapat didiagnosis di laboratorium khusus dengan melakukan serangkaian tes.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, hingga saat ini tidak ada perawatan atau vaksin khusus yang tersedia untuk cacar monyet. Kendati begitu, vaksin untuk cacar juga terbukti 85 persen efektif mencegah monkeypox.
Virus Monkeypox pertama kali diidentifikasi pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada 1970. Kasusnya banyak terjadi di bagian Afrika tengah dan barat, wilayah yang berdekatan dengan hujan tropis.
Kasus monkeypox juga pernah melanda Amerika Serikat pada 2003. Tercatat ada 37 kasus yang telah dikonfirmasi. Wabah tersebut menyebar di lima negara bagian.
Virus ini bisa sampai di Amerika Serikat melalui hewan yang diimpor dari Ghana ke Texas. Centers for Disease Control (CDC) juga mencatat tiga kasus di Inggris dan satu di Israel pada 2018 lalu.
ADVERTISEMENT