news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Peneliti Kembangkan Obat Pencegah Rambut Rontok Akibat Kemoterapi

19 September 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kemoterapi sebabkan rambut rontok hingga kebotakan. Foto: totalhairlosssolutions
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kemoterapi sebabkan rambut rontok hingga kebotakan. Foto: totalhairlosssolutions
ADVERTISEMENT
Salah satu efek samping dari kemoterapi adalah kerontokan rambut. Efek samping ini bisa permanen dan mengganggu rasa percaya diri serta kualitas hidup pasien kanker. Untungnya, tim peneliti dari Inggris telah menciptakan solusi atas hal ini.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti mengembangkan sebuah obat yang bisa mencegah rambut rontok akibat prosedur kemoterapi. Penelitian mereka telah diterbitkan di jurnal Embo Molecular Medicine pada 12 September 2019. Obat itu bisa mencegah senyawa di obat kemoterapi yang bernama taxanes merusak folikel rambut.
Ilustrasi ruang kemoterapi. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
Periset mengatakan bahwa delapan persen pasien kanker menghindari kemoterapi karena masalah kerontokan rambut ini. Kondisi itu akibat taxanes yang merusak sel di dasar folikel rambut yang punya peran dalam produksi rambut.
Tim peneliti menjelaskan bahwa jenis obat yang disebut inhibitor CDK4/6 bisa membantu menghalangi dampak taxanes pada rambut. Inhibitor tersebut bekerja efektif melawan dua jenis taxanes, paclitaxel dan docetaxel. Dua taxanes itu sering digunakan dokter untuk mengobati tumor di payudara dan paru.
ADVERTISEMENT
Pada uji laboratorium, paclitaxel dan docetaxel menyebabkan kerusakan parah pada proses pembelahan sel. Akibatnya, sel di folikel jadi mati dan membuat produksi rambut terhenti. Tapi, saat peneliti memberikan palbociclib, inhibitor CDK4/6, sebelum taxanes ke sel rambut, rambut bisa terus tumbuh.
Selain itu, tim peneliti menemukan bahwa obat itu tidak memberikan efek negatif atau perubahan yang tidak diinginkan. Selanjutnya, tim peneliti menguji obat dan taxanes pada folikel rambut di kulit kepala dari pasien.
Ilustrasi ruang kemoterapi. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
“Ketika kami menyiram folikel rambut di kulit kepala yang diambil dari responden dengan inhibitor CDK4/6, folikel rambut menjadi kurang rentan terhadap efek merusak taxanes,” ujar Talveen Purba, peneliti dari university of Manchester sekaligus pemimpin riset, kepada Medical Daily.
ADVERTISEMENT
Purba dan timnya berharap temuan ini bisa mendorong munculnya pengobatan kulit untuk menghindari rambut rontok yang bisa digunakan pasien kanker sebelum menjalani kemoterapi. Para peneliti menambahkan bahwa pengobatan ini berpotensi mendukung pertumbuhan rambut di lokasi lain di tubuh, seperti di alis, janggut, dan rambut kemaluan.
Meski begitu, para peneliti mengatakan bahwa perlu riset lebih lanjut untuk memahami kondisi hilang rambut pada pasien kanker. Di samping itu, mereka berencana untuk mempelajari kemungkinan untuk menghidupkan kembali folikel rambut pada orang yang telah kehilangan itu secara permanen.