Penjelasan Ilmiah di Balik Transformasi Rayap Jadi Laron

24 Desember 2019 10:01 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sarang laron atau rayap. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sarang laron atau rayap. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Bicara soal laron, hewan yang kini tengah ‘naik daun’ karena banyak muncul saat musim hujan tiba, berarti tak bisa lepas dari binatang rayap. Ini karena laron merupakan rayap dewasa yang bersayap.
ADVERTISEMENT
Rosichon Ubaidillah, peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan, satu koloni rayap memiliki sepasang rayap reproduksi primer, atau kita sebut sang ratu dan raja, laron (alate), tentara (sodier), dan rayap pekerja.
Tugas ratu dalam kasta reproduksi hanya bertelur. Jumlahnya, menurut Rosichon, tak banyak. Khusus di musim hujan, ratu akan lebih banyak mereproduksi rayap bersayap atau yang kita kenal sebagai laron (alate).
Nantinya, para laron ini akan mengemban tugas sebagai calon ratu dan raja untuk membangun koloni baru.
“Saat koloni sempurna yaitu rayap pekerja dan tentara sudah cukup, mereka mulai menghasilkan nimfa alate (calon laron) yang akan berkembang menjadi kerumunan dan bertebangan untuk mencari pasangan yang cocok dan melepas sayap,” tulis Rosichon dalam rilis yang diterima kumparanSAINS, Senin (23/12).
Ilustrasi laron Foto: flicker
Syaukani, Guru Besar Bidang Entomologi dari Universitas Syiah Kuala Aceh, menggambarkan bagaimana calon laron mencari pasangan dengan cara yang cukup mengesankan. Proses ini barang kali juga kerap kita saksikan ketika melihat laron berkerumun di bawah cahaya lampu dan melepaskan sayap mereka. Calon laron betina (calon ratu) dan calon laron jantan (calon raja) yang sudah melepas sayap kemudian bergandengan mencari tempat, misalnya, sebuah kayu untuk membangun koloni baru.
ADVERTISEMENT
“Mereka akan jalan beriringan berdua, nah itu berarti rayap yang berhasil dapat pasangan. Pada saat itu, kasta belum terbentuk. Laron yang berpasangan itu adalah calon raja dan calon ratu. Merekalah yang nantinya akan mendirikan kasta,” terang Syaukani kepada kumparanSAINS.
Calon ratu dan raja kemudian akan mencari kayu untuk kawin. Seperti dijelaskan Syaukani, pertama-tama keduanya akan melubangi kayu tersebut, di situlah mereka menggelar prosesi bulan madu. Si betina lalu meletakkan telurnya di sana.
Dengan mekanisme hormon, telur yang pertama dihasilkan akan menjadi rayap pekerja, rayap prajurit, dan rayap reproduktif. Kasta reproduktif inilah yang akan berkembang menjadi laron-laron.