Perusahaan Ini Bikin Kipas Angin Ramah Lingkungan Pengganti AC

The Outdoor Active Cooling in Singapore (OACIS). Foto: Phononic via Facebook.

Temasek Holdings, sebuah perusahaan investasi pemerintah di Singapura, tengah mengembangkan mesin pendingin udara untuk menggantikan Air Conditioner (AC) yang telah digunakan oleh 80 persen rumah di negara tersebut. Untuk menggantikan AC, maka dipilihlah kipas angin tanpa baling sebagai alternatif yang diklaim lebih ramah lingkungan.

The Outdoor Active Cooling in Singapore (OACIS) bukan sembarang kipas angin ramah lingkungan. Meski kipas angin tanpa baling bukan barang baru, alat yang dikembangkan Temasek ini terbilang cukup canggih karena mampu menurunkan suhu hingga 10 derajat Celcius. Dengan kata lain, teknologi ini merupakan yang pertama kalinya dikembangkan di dunia.

Phononic, sebuah perusahaan elektronik asal Amerika Serikat yang pertama kalinya memasang OACIS, mengungkapkan keistimewaan lain dari mesin pendingin udara yang ramah lingkungan tersebut, yakni soal kemampuannya menurunkan kelembaban udara hingga 15 persen.

Phononoic sendiri merupakan perusahaan yang ditunjuk langsung oleh Temasek untuk memperkenalkan OACIS kepada kalangan luas.

Selain Phononic, yang telah memasang OACIS pada Kamis (14/11), kini alat tersebut juga bisa ditemukan di beberapa tempat seperti restoran dan taman bermain di Singapura. Kabarnya, OACIS juga bakal segera dipasang Gardens by The Bay.

OACIS digadang-gadang sebagai teknologi masa depan yang diharapkan mampu menggantikan penggunaan AC yang menyumbang emisi karbon dioksida, menyaingi emisi mobil pada tahun 2050 mendatang.

Alat ini memanfaatkan pendingin berteknologi termoelektrik yang bekerja dengan mengonversi energi panas menjadi listrik secara langsung. Berbeda dengan kipas angin konvensional yang mengandalkan teknologi kompresor.

Menurut Phononic, terbuka peluang untuk mengintegrasikan OACIS ke dalam sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara yang bisa digunakan di perumahan dan bangunan komersial lainnya di masa depan. Dengan begitu, maka konsumsi energi infrastruktur secara keseluruhan dapat ditekan.