Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Pada 26 Desember 2019, fenomena alam langka Gerhana Matahari Cincin akan melintas tepat di langit Bumi. Gerhana ini juga tampak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Titik greatest eclipse (GE) akan terjadi ketika sumbu bayangan Bulan berada paling dekat dengan pusat Bumi, yakni di tengah selat di dekat Pulau Pedang, tepatnya pada koordinat (1,0089° LU; 102,2465° BT), dengan durasi fase cincin selama 3 menit 39 detik.
Masyarakat Jakarta juga dapat menyaksikan fenomena alam ini, kendati tidak akan dilewati oleh bayangan utama (umbra), yang menjadikan fenomena yang terlihat berupa Gerhana Matahari Parsial.
ADVERTISEMENT
Pada langit Jakarta, Bulan mulai bergerak menutupi Matahari pukul 10.42 WIB, puncaknya pukul 12.36 WIB Matahari akan tertutup 72 persen oleh Bulan, sehingga cahayanya akan redup dan berakhir pukul 14.23 WIB.
Eko Wahyu Wibowo, Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukkan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta berkata, peristiwa fenomena alam ini tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, mengingat kuatnya pancaran cahaya Matahari yang dapat merusak mata.
Oleh sebab itu, Planetarium dan Observatorium Jakarta berencana akan memfasilitasi masyarakat yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari Cincin, dengan membagikan 5.800 kacamata khusus dilengkapi filter jenis ND5 yang mampu meredupkan cahaya matahari hingga 100.000 kali.
“Acaranya dimulai pukul 07.00 WIB sudah bisa registrasi dan akan langsung dibagikan kacamata. Gratis, tidak dipungut biaya, dan buat semua kalangan. Syaratnya, masyarakat hanya perlu datang ke Planetarium dan Observatorium Jakarta pada 26 Desember 2019 mendatang,” ujar Eko saat dihubungi kumparanSAINS, Kamis (13/11).
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat yang tidak mendapatkan kacamata, maka akan disediakan teropong sebanyak 10 buah yang dilengkapi filter ND5 dan didampingi oleh para astronom.
Gerhana Matahari Cincin sendiri terjadi ketika tiga benda langit, yakni Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu bidang lurus. Saat itu, posisi Bulan sedang berada di titik terjauh dengan Bumi, sedangkan posisi Bumi berada di titik terdekat dengan Matahari.
Pada saat terjadi gerhana, piringan Bulan akan tampak lebih kecil ketimbang piringan Matahari, yang mengakibatkan piringan Bulan tidak dapat menutup seluruh piringan Matahari, sehingga menyisakan lingkaran di pinggirnya. Oleh karena itulah fenomena ini disebut sebagai Gerhana Matahari Cincin.