Potret Kehidupan Hewan Liar di Area Bekas Bencana Nuklir Fukushima

11 Januari 2020 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing rakun di area bekas bencana nuklir Fukushima Daiichi. Foto: University of Georgia
zoom-in-whitePerbesar
Anjing rakun di area bekas bencana nuklir Fukushima Daiichi. Foto: University of Georgia
ADVERTISEMENT
Beberapa dekade lalu, wilayah dekat Okuma, prefektur Fukushima, Jepang, masih dipenuhi dengan penduduk yang berlalu lalang. Kini, daerah tersebut dikuasai oleh hewan liar.
ADVERTISEMENT
Bencana gempa bumi 9 magnitudo dan tsunami terjadi di prefektur Fukushima, Jepang, pada 11 Maret 2011. Selain menewaskan 15.896 penduduk, gempa terkuat yang pernah tercatat di Asia itu juga mengakibatkan bocornya reaktor nuklir Fukushima Daiichi. Sejarah mencatatnya sebagai bencana nuklir terbesar kedua setelah peristiwa Chernobyl pada 1986.
Kondisi kota mati di Fukushima, Jepang. Foto: Shutterstock
Kebocoran reaktor nuklir tersebut mendorong pemerintah Jepang untuk melakukan evakuasi besar-besaran karena penyebaran radiasi nuklir yang berbahaya. Daerah yang dievakuasi dibagi menjadi beberapa zona.
Sekelompok ilmuwan lantas memasang kamera di semua zona tersebut. Tak disangka, kamera tersebut ternyata merekam sejumlah gambar yang menunjukkan daerah beradiasi nuklir yang sudah ditinggal manusia itu kini menjadi rumah bagi berbagai satwa liar.
Selama lebih dari 120 hari, kamera berhasil memotret lebih dari 267.000 gambar yang memperlihatkan sekelompok hewan berkeliaran di pedesaan Fukushima. Satwa dalam foto-foto tersebut di antaranya adalah babi liar, monyet, hingga rubah.
ADVERTISEMENT
“Seiring waktu, beberapa spesies satwa liar telah merespons positif terhadap tidak adanya manusia, bahkan di hadapan tingkat radiasi yang lebih tinggi, menghasilkan pemulihan zona evakuasi,” ujar Thomas Hinton, salah satu peneliti yang juga ahli radiologi di Institute of Environmental Radioactivity, Fukushima University, Jepang, seperti dikutip Fox News.
Luwak di area bekas bencana nuklir Fukushima Daiichi. Foto: University of Georgia
Babi liar di area bekas bencana nuklir Fukushima Daiichi. Foto: University of Georgia
Selama ini, manusia disebutnya telah memberikan tekanan tanpa henti pada hewan. Misalnya, dengan pembukaan lahan yang berpotensi mengganggu habitat satwa liar, kebakaran hutan, atau dengan perubahan iklim yang sebagian juga disebabkan ulah manusia. Beberapa peneliti percaya kita sedang berada di awal peristiwa kepunahan massal keenam.
“Manusia adalah kanker alami,” tambah Hinton. “Kehadiran kita yang terus berkembang memiliki dampak nyata pada banyak spesies satwa liar. Akan tetapi, alam tangguh dan jika tekanan kehadiran manusia terus menerus berkurang, banyak populasi satwa liar akan pulih dan bertambah jumlahnya."
ADVERTISEMENT
Aktivitas hewan liar yang terekam kamera di zona bekas hunian manusia ini dipandang ilmuwan sebagai bentuk ketangguhan alam saat digempur bencana. Hal serupa juga terjadi di kawasan bekas bencana nuklir Chernobyl di Ukraina. Padahal, tak terhitung lagi jumlah manusia yang berusaha mengacaukan planet ini, namun tampaknya alam selalu menemukan cara untuk bangkit kembali.