Riset Ungkap Bahaya Anak Terlalu Sering Nonton TV dan Main Smartphone

8 November 2019 10:12 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TV. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TV. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sebuah riset terbaru mengungkap bahaya televisi dan smartphone bagi anak. Menurut riset, terlalu sering menggunakan smartphone dan menonton televisi bisa membuat perkembangan otak anak-anak jadi terhambat.
ADVERTISEMENT
Riset itu telah dipublikasikan di jurnal JAMA Pediatrics pada 4 November 2019. Temuan itu didapat setelah para peneliti menganalisis hasil pemindaian otak anak usia antara tiga sampai lima tahun serta seberapa sering mereka terpapar layar barang elektronik.
Ilustrasi anak main ponsel. Foto: Shutterstock
Mereka menemukan bahwa anak-anak yang terpapar televisi dan gawai selama lebih dari satu jam sehari tanpa pendampingan dari orang tua memiliki tingkat perkembangan yang lebih rendah pada white matter, sel otak yang berfungsi mengirimkan sinyal dan memungkinkan sel-sel ini untuk berkomunikasi satu sama lain, di otak mereka. Padahal, bagian itu memiliki peran penting dalam keterampilan bahasa, literasi dan kognitif.
"Ini adalah studi pertama yang dokumentasikan adanya hubungan antara seringnya penggunaan layar dengan struktur serta keterampilan otak yang lebih rendah pada anak-anak usia prasekolah," papar John Hutton, pemimpin riset sekaligus seorang dokter anak dan peneliti klinis di Cincinnati Children's Hospital, Ohio, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir Medical Daily. "Ini penting untuk diketahui, karena otak berkembang sangat cepat dalam lima tahun pertama kehidupan."
Ilustrasi otak manusia. Foto: pixabay/TheDigitalArtist
Hutton mencatat bahwa otak masih sangat plastis pada masa kanak-kanak. Ini berarti setiap perubahan atau keterlambatan perkembangan pada otak anak dapat menyebabkan masalah yang bisa bertahan sepanjang hidup si anak itu.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian tersebut, Hutton dan timnya menganalisis otak 47 otak anak-anak sehat menggunakan MRI khusus yang disebut difusi tensor imaging. Alat ini memungkinkan para peneliti untuk melihat secara dekat white matter di otak setiap responden.
Anak-anak yang menjadi responden dalam penelitian ini juga menerima tes kognitif. Sementara orang tua mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang disediakan oleh American Academy of Pediatrics.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melihat layar televisi atau gawai selama lebih dari satu jam sehari menyebabkan white matter yang tidak teratur dan kurang berkembang di otak anak-anak. Hutton mengatakan mayoritas peserta menghabiskan dua hingga lima jam sehari menggunakan gawai.
Para peneliti mengatakan orang tua dan portabilitas layar saat ini berkontribusi pada waktu anak-anak melihat layar televisi atau gawai. Mereka juga mengungkap bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk melihat layar memiliki orang tua yang waktu rata-rata menggunakan ponsel atau tablet selama 10 jam, atau memperbolehkan anak-anak mereka untuk menggunakan perangkat di tempat tidur, selama makan, di mobil atau bahkan taman bermain.
ADVERTISEMENT