Riset Ungkap Bahaya Produk Herbalife di India

2 Mei 2019 12:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi suplemen herbal bubuk. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suplemen herbal bubuk. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Niatnya ingin kurus dengan menggunakan produk suplemen dan diet herbal, tapi seorang perempuan di India malah mengalami gagal organ hati hingga akhirnya meninggal dunia akibat mengonsumsi produk tersebut.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini dilaporkan para peneliti di Journal of Clinical and Experimental Hepatology yang terbit 2018 lalu. Menurut riset tersebut, perempuan berusia 24 tahun yang namanya tidak disebutkan itu mengalami gagal hati fatal yang diasosiasikan dengan Herbalife, setelah mengonsumsi tiga produk dari merek tersebut selama dua bulan.
"Kami juga menemukan data yang mengkhawatirkan atas hasil analisis kimia komprehensif, toksiologi, dan kontaminasi mikroba terhadap produk-produk Herbalife yang ditemukan pada lokasi asal pasien dan beberapa yang dibeli melalui internet dari wilayah lain di India," tulis para peneliti.
Tiga produk yang digunakan adalah Formula 1 Shake Mix, Personalized Protein Powder, dan Afresh Energy Drink. Para peneliti menjelaskan bahwa si perempuan mendapatkan produk-produk tersebut dari sebuah perkumpulan nutrisi di Kerala, India.
ADVERTISEMENT
Perempuan itu sendiri mengonsumsi dua sendok Formula 1 Shake Mix yang dicampur dengan susu skim setiap hari. Ia juga minum dua sendok makan Personalized Protein Powder dan Shake Mix dua kali sehari, ditambah dengan Afresh Eneregy Drink yang ia konsumsi dua kali sehari dengan dosis 10 gram.
Para peneliti menuliskan di riset bahwa si perempuan tidak menggunakan obat medis atau obat alternatif sebelum dan saat menggunakan produk-produk tersebut.
Setelah dua bulan menggunakan produk-produk tersebut, kondisi si perempuan memburuk. Ia mengalami penurunan nafsu makan parah selama satu minggu, diikuti dengan penyakit kuning, dan pruritus atau gatal intens di tubuhnya.
Hasil pemeriksaan darah si perempuan menunjukkan abnormalitas. Total bilirubin di darah si perempuan ada di tingkat 12,4 mg/dl, padahal jumlah norma seharusnya (upper limit of normal/ULN) adalah 1,1 mg/dl.
ADVERTISEMENT
Selain itu ditemukan juga, direct bilirubin 9,9 (ULN 0.2 mg/dL), aspartate aminotransferase 582 (ULN 36 U/L), alanine aminotransferase 648 (ULN 45 U/L), alkaline phosphatase 248 (ULN 120 U/L), gamma-glutamyl transferase level 398 (ULN 35 U/L), dan albumin 3 (ULN 5.5 g/dL).
12 hari setelahnya, penyakit kuning si perempuan memburuk. Ini karena total bilirubin di darahnya naik mencapai 28,6 mg/dl. Perempuan ini lantas dibawa ke ruang gawat darurat dengan ensefalopati hepatik tingkat tiga.
Setelah melakukan pemeriksaan, para dokter akhirnya memutuskan bahwa perempuan ini mengalami cedera hati akibat obat. Setelah melakukan Roussel Uclaf Causality Assessment Method (RUCAM), mereka menduga kondisi ini disebabkan produk Herbalife.
Hasil biopsi hati si perempuan menunjukkan adanya kerusakan di sana. Para dokter menemukan adanya nekrosis dan peradangan di hati si perempuan. Mereka juga menemukan interface hepatitis, cholangitis, pembengkakan, steatosis, dan intracanalicular cholestasis.
ADVERTISEMENT
Akhirnya si pasien dirujuk untuk mendapat transplantasi organ. Tapi ia menghembuskan napas terakhirnya saat baru masuk ke dalam daftar tunggu.
Para peneliti menjelaskan, mereka kesulitan untuk mendapat sampel Herbalife yang si perempuan gunakan dari keluarganya. Tapi, mereka berhasil mendapatkan produk yang sama dari tempat si perempuan membeli produknya. Produk ini dianalisis lebih lanjut oleh para peneliti.
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Foto: jarmoluk/Pixabay
Tempat penjualannya adalah sebuah perkumpulan nutrisi tanpa izin. Perkumpulan itu menjual produk Herbalife dan telah ditutup oleh Departemen Kesehatan Pemerintah Kerala.
Di samping itu, para peneliti juga menganalisis kandungan dari delapan porduk Herbalife dari wilayah lain di India. Produk ini dibeli melalui internet.
Hasilnya, para peneliti menemukan adanya kandungan logam berat dan senyawa beracun di produk-produk tersebut. Mereka juga menemukan adanya beberapa bakteri berbahaya di produk Herbalife.
ADVERTISEMENT
"Dari analisis, kami menemukan adanya kandungan logam berat pada 75 persen dari sampel, temuan ini kontras dengan literatur barat dan berpotensi menyebabkan hepatotoksisitas," ungkap para peneliti dalam risetnya.
"Kami menemukan filum bakteri patogen (Proteobacteria dan Cyanobacteria) yang berpotensi menyebabkan cedera pada hati di 63 persen sampel yang dianalisis. Ini termasuk genera berbahaya, seperti Escherichia, Klebsiella, Acinetobacter, dan Streptococcus."
Para peneliti menyarankan agar kita berhati-hati menggunakan suplemen-suplemen seperti ini. Meski penggunaannya semakin meningkat, keamanan dan kemanjuran suplemen-suplemen ini belum dipelajari dengan baik.
"Sebagaimana dengan obat manapun, penting untuk membuat herbal atau suplemen diet menjalani studi pra-klinis dan klinis," saran para peneliti.