Seorang Perempuan Alami Luka Bakar Setelah Jalani Terapi Uap Vagina

9 Agustus 2019 13:20 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi daerah vagina yang ditutupi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daerah vagina yang ditutupi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Terapi uap vagina semakin populer belakangan ini. Namun, terapi itu bisa menyebabkan celaka bagi yang melakukannya. Ada satu contoh kasus yang dialami seorang perempuan berusia 62 tahun.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang nama dan daerah asalnya dirahasiakan itu mengalami luka bakar di bagian kemaluannya setelah melakukan terapi uap vagina. Terapi itu dilakukannya atas saran dokter tradisional China.
Perempuan ini menderita prolaps vagina atau prolaps uteri. Itu adalah kondisi di otot tidak mampu menyangga rahim dan membuatnya jadi turun serta menonjol ke vagina. Si penderita meyakini bahwa terapi uap vagina bisa membantunya mengatasi kondisinya itu tanpa perlu operasi.
Kejadian ini dilaporkan dalam sebuah studi kasus di Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada. Riset ini telah dipublikasikan pada Juni 2019.
Magali Robert, selaku penulis studi mengatakan, perempuan itu duduk di atas air mendidih selama 20 menit. Hal itu ia lakukan selama dua hari berturut-turut, hingga akhirnya ia dilarikan ke ruang gawat darurat dengan keluhan rasa sakit.
ADVERTISEMENT
Para dokter menemukan bahwa perempuan itu mengalami luka bakar derajat dua. Akibatnya, perempuan itu harus menunggu lukanya sembuh sebelum menjalani operasi untuk mengatasi prolaps vaginanya.
Tidak disarankan dokter
Banyak dokter tidak menyarankan perempuan melakukan terapi uap vagina. Tapi, terapi ini sering mendapat perhatian karena banyak selebritas yang melakukannya.
Banyak salon penyedia layanan ini mengklaim bahwa terapi telah digunakan sepanjang sejarah manusia di Asia dan Afrika. Mereka menyebut praktik ini bisa menjadi detoks bagi vagina.
Padahal, para ahli memperingatkan bahwa terapi ini bisa berbahaya. Bahkan, tidak ada bukti medis atas klaim-klaim yang ada atas manfaat terapi uap vagina.
Vanessa Mackay, konsultan dan juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, mengatakan isu vagina perlu menjalani terapi pembersihan adalah mitos. Jika memang ingin dibersihkan, ia menyarankan, para perempuan sebaiknya menggunakan sabun tanpa parfum saat membersihkan bagian vulvanya.
ADVERTISEMENT
"Vagina memiliki bakteria baik yang bertugas melindunginya," ujar Mackay, seperti dilansir BBC News. "Menguap vagina bisa mengganggu bakteri baik dan tingkat keasaman vagina. Ini bisa menyebabkan iritasi, infeksi, dan peradangan. Hal itu juga bisa membuat kulit sensitif di sekitar vagina mengalami luka bakar."