Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anggota Badan Hisab dan Rukyat Aceh, Suhrawardi Ilyas, menjelaskan, Gerhana Matahari Cincin pernah terlihat di Indonesia, tepatnya di Bengkulu pada Februari 1988.
Fenomena alam itu melintas di langit Bengkulu saat pagi hari. Sementara di Aceh, saat itu matahari masih belum terbit.
“Jadi untuk Gerhana Matahari Cincin ini secara sains, momen yang sangat penting untuk orang Aceh. Karena ini pertama terlintas di langit Aceh dalam kurun waktu sekitar 150 tahun yang lalu,” kata Suhrawardi, yang juga dosen Ilmu Fisika di Unsyiah, pada kumparan, Kamis (26/12).
Menurut Suhrawardi, banyak sisi kenapa gerhana penting untuk disaksikan. Pertama, secara ilmu sains untuk mengetahui kalibrasi waktu, kalibrasi jarak antara bumi dan matahari, serta kalibrasi ukuran dan posisi dari benda langit.
ADVERTISEMENT
“Sehingga penting mengetahui berbagai fenomena benda langit untuk memperkuat kembali penguasaan astronomi di kalangan masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskan Suhrawardi, langit Aceh pernah dilintasi Gerhana Matahari Total pada Agustus 1929. Fenomena itu merupakan yang terakhir terjadi di Aceh. Diprediksi Gerhana Matahari Total bakal kembali terlihat di Aceh sekitar tahun 2130-an.
“Kalau kita hitung dari Gerhana Matahari Total itu ada sekitar 90 tahun yang lalu kejadiannya. Bisa kita katakan sesuatu yang sangat jarang terjadi,” katanya.