Spesies Baru Gulma Raksasa Menginvasi California AS

29 Agustus 2019 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tumbleweed atau gulma. Foto: A. Balet via Wikimedia Commons (CC BY 3.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tumbleweed atau gulma. Foto: A. Balet via Wikimedia Commons (CC BY 3.0)
ADVERTISEMENT
Tumbleweed tergolong sebagai gulma atau tumbuhan pengganggu menjengkelkan yang susah dibasmi. Di California, AS, para ilmuwan baru saja menemukan spesies baru dari tanaman invasif ini.
ADVERTISEMENT
Spesies gulma baru bernama latin Salsola ryanii yang ditemukan para ilmuwan ini dapat tumbuh setinggi 1,8 meter. Jauh-jauh hari, para ilmuwan sebenarnya sudah mewanti-wanti bahwa perubahan iklim akan memudahkan penyebaran gulma yang kerap mengganggu aktivitas warga ini. Biasanya, tumbleweed akan menyebar ke daerah yang memiliki cuaca kering.
Keberadaan Salsola ryanii pertama kali diidentifikasi di California pada tahun 2002. Tumbleweed yang satu ini merupakan hibrida dari dua spesies invasif lainnya, yakni Salsola tragus yang berasal dari Rusia dan Cina dan Salsola australis yang berasal dari Australia dan Afrika Selatan.
Berdasarkan laporan Newsweek, para ilmuwan mengklaim spesies baru ini menjadi salah satu gulma terburuk di dunia. Salsola ryanii kini bisa ditemukan di 48 negara bagian AS. Tanaman ini pun dapat tumbuh lebih besar sekaligus lebih tinggi dibandingkan induknya sehingga bisa juga disebut sebagai gulma raksasa.
ADVERTISEMENT
Ketika tua, tumbleweed akan mengering dan memisahkan diri dari sistem perakarannya. Itu terjadi setiap menjelang akhir musim panas. Sedangkan saat musim dingin tiba, tumbuhan invasif ini bakal mati. Rantingnya akan menjadi getas dan sangat rapuh jika tertiup angin.
Ilustrasi tumbleweed atau gulma. Foto: Matt Lavin via Wikimedia Commons (CC BY 2.0)
Tumbleweed yang juga dijuluki sebagai rumput mati yang hidup ini kerap dianggap sebagai petaka. Masalahnya, tanaman ini acap kali menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan merusak properti penduduk.
Di samping itu, keberadaannya juga menjadi ancaman bagi industri pertanian. Ada yang mencoba membasminya dengan mesin pemotong rumput, ada pula yang membakar tunasnya hingga melenyapkannya dengan herbisida, namun semua upaya itu berakhir gagal.
Victorville di California merupakan salah satu kota yang pernah terkena dampak gulma raksasa ini. Victorville yang berpenduduk lebih dari 100 ribu jiwa, ramai diberitakan sejumlah media di dunia, karena tumpukan tumbleweed nyaris mengubur kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Pihak pemerintah kota Victorville sempat mengunggah foto salah satu rumah warga mereka yang terdampak cukup parah oleh tumbleweed ke media soal. Menurut mereka, gulma raksasa itu menumpuk akibat angin kencang.
Setelah spesies Salsola ryanii pertama kali ditemukan, para peneliti sebenarnya sudah mulai getol mendokumentasikan wilayah penyebaran gulma tersebut. Menurut para peneliti, spesies invasif tersebut menyebar luas dengan sangat cepat selama dua dekade terakhir hingga akhirnya sampai ke kawasan California dan Arizona.
Norman C. Ellstrand bersama timnya dari University of California Riverside, melakukan sebuah riset untuk mengungkap rahasia di balik waktu singkat yang dibutuhkan Salsola ryanii untuk dapat menyebar secara luas. Laporan hasil penelitian mereka telah diterbitkan dalam jurnal AoB Plants.
ADVERTISEMENT
"Salsola ryanii merupakan spesies yang menjengkelkan, bahkan lebih menjengkelkan dari tumbleweed yang pernah hidup di AS," tutur Ellstrand dalam sebuah pernyataan sebagaimana diberitakan Newsweek. “Dibandingkan spesies sebelumnya, spesies ini tampak lebih agresif dan sekarang kami telah mengetahui penyebabnya.”
Berbeda dengan hewan yang terlahir dengan satu set kromosom dari pasangan induknya, tumbleweed justru lahir dengan lebih dari satu set kromosom dari induk-induknya. Kondisi ini disebut juga sebagai poliploidi dan tumbleweed dapat disebut pula sebagai organisme poliploid. Dan organisme poliploid biasanya menghasilkan keturunan yang lebih kuat dan lebih sehat dari induk-induknya.
Ilustrasi tumbleweed atau gulma. Foto: Jessie Eastland via Wikimedia Commons (CC BY 4.0)
Menurut hasil penelitian Ellstrand dan timnya, S. ryanii memiliki kromosom ganda dari kedua induknya. Dalam penelitian tersebut mereka menemukan bahwa S. ryanii tumbuh jauh lebih kuat daripada S. tragus atau S. australis. Mereka menggunakan dua studi taman dari 2012-2013 dan 2014-2015.
ADVERTISEMENT
Temuan mereka menunjukkan bahwa S. ryanii jauh lebih sukses daripada kedua induknya. "Kami mendokumentasikan peningkatan massa tanaman di atas tanah dan volume di atas tanah pada allopolyploid (S. ryanii) yang baru terbentuk dibandingkan dengan nenek moyangnya," catat mereka. Massa rata-rata tanaman S. ryanii adalah 5,8 kilogram, sementara masing-masing dari kedua tanaman induknya hanya memiliki massa rata-rata 3 kilogram.
Kesimpulannya, para peneliti mengatakan, tumbuhan spesies tumbleweed baru kemungkinan akan memperluas jangkauannya lebih jauh di tahun-tahun mendatang. "Perbandingan kebugaran ini dikombinasikan dengan pekerjaan sebelumnya yang mendokumentasikan ekspansi persebaran yang cepat dari S. ryanii menunjukkan bahwa S. ryanii memiliki potensi untuk menjadi spesies invasif yang bermasalah," simpul mereka.