Studi Baru Ungkap Kegagalan Kerajaan Khmer Pindah Ibu Kota

2 November 2019 10:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan udara penemuan Ibu Kota Kekaisaran Khmer di Kamboja. Foto: Archaeology Development Foundation
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan udara penemuan Ibu Kota Kekaisaran Khmer di Kamboja. Foto: Archaeology Development Foundation
ADVERTISEMENT
Sampai sekarang, Kerajaan Khmer terus diingat lewat ibu kotanya yang menakjubkan, yaitu Angkor. Meski begitu, ternyata kekaisaran legendaris Asia Tenggara ini pernah berpindah ibu kota beberapa kali.
ADVERTISEMENT
Kota kuno Koh Ker pernah menjadi ibu kota Kerajaan Khmer dalam waktu singkat, antara 928-944 Masehi. Kini, arkeolog mengetahui penyebab gagalnya Kerajaan Khmer di kota itu yang membuat mereka harus memindahkan ibu kota.
Arkeolog melihat kota Koh Ker tidak memiliki waduk penampungan air yang cukup besar. Dalam studi baru yang menggunakan radar pendeteksi tanah dan juga penggalian manual, ditemukan sebuah saluran air yang memiliki panjang 7 kilometer. Saluran itu menyalurkan air dari Sungai Stung Rongea.
Angkor Wat di Kamboja. Foto: Pixabay
Berdasarkan perhitungan tim arkeolog, saluran yang dibangun dari tanah merah itu tidak memiliki kapasitas yang cukup sehingga menyebabkan air tumpah ruah dan banjir. Akibatnya, air tidak mengalir ke tempat yang seharusnya.
Raja yang berkuasa saat itu, Jayavarman IV, akhirnya memutuskan untuk mengembalikan ibu kotanya dari Koh Ker ke Angkor. Jadi, sebelumnya Kerajaan Khmer sudah pernah menjadikan Angkor sebagai ibu kota. Angkor memiliki saluran air yang bekerja dengan baik, berbeda dengan Koh Ker.
ADVERTISEMENT
"Saat itu, memulai proyek teknik sipil seperti pembangunan candi, pembaruan kota, dan pengembangan infrastruktur saluran air adalah penting untuk menciptakan legitimasi raja-raja Khmer," ujar arkeolog Ian Moffat, dari Flinders University di Australia, dilansir Science Alert.
Sebenarnya, sistem air di Koh Ker adalah yang terbesar dalam sejarah kerajaan tersebut. Namun, sayangnya tidak dapat berfungsi dengan baik. Ada puluhan ribu orang yang bekerja membangun infrastruktur tersebut.
Menurut peneliti, berdasarkan topografi yang ditemukan dari struktur tanah dan model aliran airnya. diperkirakan kegagalan fungsi dari saluran tersebut terjadi pada musim hujan pertamanya.
Peta penemuan Ibu Kota Kerajaan Khmer di Kamboja. Foto: Chevance et al., Antiquity
Apalagi, manajemen air memiliki peran sangat penting untuk pertanian dan air minum di Kerajaan Khmer. Ini dikarenakan musim hujan yang tidak menentu di kawasan tersebut saat itu.
ADVERTISEMENT
"Tidaklah sulit untuk menyimpulkan kegagalan ibu kota Koh Ker, proyek ambisius dengan infrastruktur terbesar di era itu, telah berdampak signifikan terhadap keputusan untuk memindahkan kembali ibu kota ke Khmer," ujar Moffat.
Informasi tentang Koh Ker sendiri masih minim. Jaraknya sekitar 90 kilometer di bagian timur laut kota Angkor, tepatnya di utara Kamboja. Studi tentang kegagalan Koh Ker ini telah dipublikasikan di jurnal Geoarchaeology.