Studi: Kecoak Makin Kebal terhadap Semprotan Serangga dan Insektisida

2 Juli 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Begini tips mengusir kecoak di rumah  Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Begini tips mengusir kecoak di rumah Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Waspadalah... waspadalah... Kebangkitan kecoak "super" mengintai kita. Sebuah studi baru menemukan bahwa kecoak Jerman (Blattella germanica) berevolusi secara cepat sehingga menjadi kebal dalam menghadapi semprotan serangga dan insektisida.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kecoak ini juga disebut dapat bertahan hidup saat diberi berbagai bahan kimia. Hal ini membuat kecoak makin sulit dimatikan dan semakin dekat untuk "menguasai dunia".
Dalam laporan hasil studi yang dipublikasikan di Scientific Reports, terungkap kecoak juga dapat mengembangkan ketahanan tubuh berkali-kali lipat dalam satu generasi. Serangga ini juga telah mengembangkan resistansi silang, yang artinya mereka dapat tahan terhadap zat beracun yang memiliki tipe serupa dengan insektisida.
"Kami tidak mengira sesuatu seperti ini dapat terjadi begitu cepat," ujar Michael Scharf, ketua penulis dari penelitian tersebut dari Department of Entomology of Purdue University, dilansir IFL Science.
"Kami dapat melihat ketahanannya meningkat empat atau enam kali hanya dalam satu generasi," sambungnya.
com-Kecoak di makanan Foto: Shutterstock
Para ilmuwan menguji kecoak dengan menyemprotkannya dengan berbagai jenis obat pembasmi serangga seperti abamektin, asam borat, dan thiamethoxam. Pengujian dilakukan di berbagai apartemen yang dipenuhi kecoak di Indiana dan Illinois, Amerika Serikat, selama enam bulan.
ADVERTISEMENT
Ada tiga pengujian yang dilakukan oleh para peneliti dan akan dilakukan bergantian setiap bulannya dalam periode tiga bulan. Kemudian, mereka menggunakan dua insektisida dari kelas yang berbeda selama enam bulan. Dan terakhir, mereka akan menggunakan satu insektisida yang kecoak-kecoak itu memiliki ketahanan rendah terhadapnya.
Meski telah melakukan berbagai pengujian, para peneliti tetap sulit mengurangi populasi kecoak. Dalam satu pengujian insektisida, populasinya malah tumbuh 10 persen seiring berkembangnya ketahanan kecoak-kecoak tersebut. Bahkan dalam pengujian dua insektisida sekalipun, populasi kecoak tetap bertambah banyak.
Peneliti kemudian melakukan tes laboratorium. Hasilnya menunjukkan, sebagian besar kecoak dan keturunan mereka telah menjadi kebal untuk kelas pestisida tertentu. Hasilnya juga menunjukkan bahwa kecoak dapat menghasilkan hingga 50 anak selama siklus reproduksi tiga bulan. Jadi, hanya sebagian kecil dari keturunan mereka yang perlu mengembangkan resistensi silang untuk bertahan hidup.
com-Bahaya Kecoak Foto: Shutterstock
Kecoak memang salah satu serangga yang paling dibenci banyak orang. Bukan tanpa alasan, kecoak membawa banyak patogen jahat, misalnya E. coli dan Salmonella, serta alergen pemicu asma. Parahnya, kecoak hidup di lingkungan manusia seperti di rumah-rumah, yang tentunya berisiko menjadi sumber penyakit.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, studi baru ini juga menunjukkan bahwa manusia perlu bijaksana dalam hal pengendalian hama. Scharf menambahkan, temuan mereka juga menyoroti perlunya menggabungkan penanganan hama menggunakan zat kimia dengan perangkap, meningkatkan sanitasi, dan vacuum cleaner.
"Ini adalah tantangan yang tidak disadari sebelumnya dalam membasmi kecoak. Kecoak mengembangkan ketahanan terhadap berbagai kelas obat pembasmi serangga membuat mereka hampir mustahil dibasmi dengan bahan kimia," ujar Scharf.