Studi: Viagra Bisa Bantu Pria dengan Penyakit Jantung Koroner Hidup Lebih Lama

25 Maret 2021 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan jantung saat mengemudi Foto: dok. Discovery
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan jantung saat mengemudi Foto: dok. Discovery
ADVERTISEMENT
Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Karolinska Institute di Swedia, pria dengan penyakit arteri koroner (coronary artery disease/CAD) bisa hidup lebih lama berkat mengonsumsi viagra. Mereka juga punya risiko lebih rendah terkena serangan jantung.
ADVERTISEMENT
Arteri koroner adalah gangguan aliran darah di arteri yang memasok darah ke jantung atau disebut sebagai penyakit jantung koroner. Ini adalah bentuk penyakit jantung yang paling umum dan memengaruhi sekitar 16,5 juta orang Amerika berusia di atas 20 tahun.
“Penyakit arteri koroner mengacu pada penyumbatan yang berkembang di arteri yang memasok darah ke jantung. Saat arteri menyempit, lebih sedikit darah yang masuk ke bagian jantung dan pasien mungkin merasakan serangkaian gejala,” kata Dr. Michael Goyfman, direktur kardiologi klinis di Long Island Jewish Forest Hills di New York, AS, kepada Healthline.
“Tersumbatnya arteri koroner secara tiba-tiba yang menyebabkan kerusakan otot jantung akan menimbulkan serangan jantung,” jelasnya.
Sementara viagra sendiri adalah obat berbentuk tablet yang digunakan untuk mengobati masalah impoten atau disfungsi ereksi (DE). Viagra bekerja dengan cara menghambat enzim fosfodiesterase 5 (PDE5) untuk meningkatkan aliran darah.
Obat viagra. Foto: PublicDomainPictures via pixabay
Adapun cara pengobatan lainnya yakni dengan menggunakan alprostadil yang disuntikkan ke penis atau diambil sebagai supositoria. Obat ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga penis menjadi kaku. Menurut American Heart Association (AHA), DE bisa menjadi tanda peringatan dini penyakit kardiovaskular pada pria sehat.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian baru yang Diterbitkan di Jurnal American College of Cardiology (ACC), ilmuwan membandingkan efek perawatan DE pada pria dengan penyakit arteri koroner. Semua peserta pernah mengalami serangan jantung dan operasi bypass setidaknya 6 bulan sebelum memulai pengobatan untuk disfungsi ereksi.
Mereka mengamati 16.500 pria yang diobati dengan viagra di mana kurang dari 2.000 peserta menerima alprostadil. Data pasien, obat, dan penyebab kematian di Swedia kemudian dikumpulkan.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pria yang dirawat dengan viagra tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga punya risiko lebih rendah terkena serangan jantung, gagal jantung, dan operasi bypass dibandingkan pasien yang dirawat dengan alprostadil.
Kendati begitu, menurut Goyfman, penelitian ini bersifat observasional dan hanya menemukan hubungan antara viagra dan penurunan mortalitas dibandingkan dengan pasien yang memakai alprostadil.
ilustrasi penis Foto: Shutterstock
“Pada 2017, dalam sebuah makalah di Heart, (kami menemukan bahwa) rentang hidup yang lebih lama untuk pria dengan MI (myocardial infarct atau infark miokard) baru-baru ini yang menggunakan PDE5i (viagra),” kata Holzmann. "Ada satu studi pada pasien diabetes dengan temuan serupa."
ADVERTISEMENT
“Selain itu, pada populasi umum ditemukan bahwa pria pengguna PDE5i memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular,” lanjutnya.
Menurut Goyfman, penurunan risiko serangan jantung sangat mungkin terjadi karena golongan obat ini memengaruhi satu faktor risiko tertentu untuk penyakit kardiovaskular.
“PDE5i diketahui menyebabkan penurunan tekanan darah sistemik,” katanya. "Dan karena tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular, secara teori kemungkinan pasien dengan PDE5i akan memiliki tekanan darah yang lebih rendah atau lebih terkontrol."
Meski begitu, kata Goyfman, ini masih berupa hipotesis. Perlu dilakukan studi dan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah benar viagra bisa membantu orang dengan penyakit jantung koroner hidup lebih lama.