Tak Cuci Tangan Usai BAB Lebih Berbahaya daripada Makan Daging Merah

25 Oktober 2019 17:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Cuci Tangan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cuci Tangan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebuah riset mengungkap pentingnya mencuci tangan setelah buang air besar (BAB). Menurut hasil riset ini, bakteri berbahaya ESBL-E.coli bisa memasuki manusia melalui partikel tinja. Partikel itu bisa menyebar luas akibat tidak higienisnya seseorang saat di toilet. Laporan hasil riset ini telah dipublikasikan di jurnal The Lancet Infectious Diseases pada 22 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, bakteri ESBL-E. coli umum hidup di usus manusia dan hewan. Kebanyakan dari bakteri ini sebenarnya tidak berbahaya. Tapi, bakteri ini bisa menyebabkan simtom keracunan makanan, seperti diare disertai muntah-muntah, infeksi saluran kemih, dan infeksi darah.
"Kemungkinan besar menyebarnya ESBL-E.coli adalah melalui perantara manusia ke manusia lain. Ini terjadi dengan berpindahnya partikel tinja dari satu orang ke mulut orang lain," ungkap David Livermore, pemimpin riset ini, seperti dilansir Fox News.
Ilustrasi cuci tangan Foto: Shutterstock
Livermore dan timnya menguji keberadaan bakteri ESBL-E. coli pada sejumlah sampel daging sapi, babi, dan ayam. Mereka membandingkan hasilnya dengan sampel kotoran manusia, air got, dan darah.
Tim peneliti menemukan bahwa ada keberadaan bakteri ESBL-E. coli di antara sampel dari manusia yang mirip antara satu sama lainnya. Ini berarti, para peneliti menjelaskan, bakteri ESBL-E. coli lebih banyak tersebar di antara manusia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Livermore menyarankan agar semua orang menjaga kebersihan, terutama untuk mencuci tangan setelah menggunakan toilet. Ia juga menekankan pentingnya memasak daging dengan benar untuk menghindari infeksi bakteri ini.
Livermore menambahkan bahwa infeksi akibat bakteri ini sulit untuk diobati. Parahnya, infeksi ini semakin sering terjadi di rumah sakit dan masyarakat.
Sedihnya, masih banyak orang yang tidak mencuci tangan dengan baik. Menurut sebuah studi yang dilakukan Royal Pharmaceutical Society (RPS), dari 2.000 responden hanya lima persen yang mengaku mencuci tangan dengan sabun selama lebih dari 20 detik. 84 persen lainnya mengaku mencuci tangan tapi kurang dari waktu yang dianjurkan itu. Sedangkan 21 persen sisanya mengaku tidak selalu mencuci tangan setelah dari kamar mandi.
Ilustrasi daging merah. Foto: Retno Wulandhari Handini/kumparan
RPS memperingatkan bahwa hal ini bisa berdampak luas dan berbahaya. Mereka memperingatkan, tidak mencuci tangan setelah dari kamar mandi bisa menyebabkan lebih banyak penyakit. Sebab, hal ini bisa membuat penggunaan antibiotik secara lebih banyak yang akhirnya membuat munculnya bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
ADVERTISEMENT
"Jika kita bisa menurunkan jumlah penyakit yang harus diobati menggunakan antibiotik, maka kita bisa mengurangi resistensi antibiotik dengan hanya menggunakan obat ini ketika mereka benar-benar dibutuhkan," jelas Ash Soni, pemimpin RPS.