UGM Bikin Prototipe Baterai Nuklir yang Bisa Tahan 40 Tahun

22 November 2019 18:51 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UGM bikin prototipe baterai nuklir. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
UGM bikin prototipe baterai nuklir. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan prototipe baterai nuklir. Baterai tersebut diklaim bisa tahan hingga 40 tahun. Penelitian ini digagas pada tahun 2016 dan mulai dikerjakan sejak 2017.
ADVERTISEMENT
Asisten Peneliti Lembaga Kerja Sama Fakultas Teknik (LKFT) UGM, Ely Ismail, menjelaskan sumber energi baterai nuklir ini adalah radiasi plutonium (PU) 238 yang merupakan limbah thorium. Dalam baterai yang berbentuk tabung itu juga ditanamkan sel surya agar output yang dikeluarkan lebih besar.
“PU 238 di dalam terus dikonversi oleh sel surya. Secara sederhananya radiasi menabrak lapisan fosfor terus radiasi dikonversi menjadi cahaya tampak terus akhirnya cahaya tampak ditangkap oleh oto voltage dan dihasilkan listrik,” ujar Ely, ditemui di Pusat Studi Ilmu Teknik UGM, Jumat (22/11).
Ely mengatakan jika baterai ini sudah diproduksi massal maka bisa dikembangkan untuk sensor daerah perbatasan. Jika baterai kimia sejenis lithium hanya bertahan beberapa bulan, baterai nuklir dapat bertahan hingga 40 tahun.
Baterai nuklir buatan UGM. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Baterai nuklir ini bisa sampai 40 tahun karena nuklir itu mengeluarkan radiasi di situ ada yang namanya selama unsur itu tidak stabil mengeluarkan radiasi simpelnya semacam energi. Kalau PU mengeluarkan alfa aman partikel alfa aman,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Baterai yang ia kembangkan itu mengeluarkan daya 20 nano watt dan bisa ditambah lagi dayanya dengan penelitian. Sementara untuk pemakaian sehari-hari seperti laptop dan lain sebagainya dibutuhkan penelitian lanjutan terutama berkaitan dengan kesiapan teknologi lantaran untuk pemakaian sehari-hari dibutuhkan ukuran mikro.
Sementara itu, Ketua Tim Pengembangan Baterai Nuklir UGM, Yudi Utomo Imardjoko, menjelaskan penelitian ini awalnya dibiayai oleh mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Kemudian dua tahun terakhir dilanjutkan oleh Balitbang Kemhan.
Baterai nuklir buatan UGM. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Yudi menjelaskan kendala selama ini dalam pengembangan baterai nuklir adalah ketersediaan PU 238 yang harus didatangkan dari Amerika Serikat atau Rusia.
“Secara keseluruhan aturan belum ada. Kendala mendatangkan PU 238 itu dari luar negeri. Ini adalah limbahnya thorium kita tidak bisa mendapatkan PU 238 sebelum punya thorium,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Sisi aturan untuk membikin PLTN di Indonesia syaratnya ketat itu saja yang penting dan negara umumnya di dunia mengharapkan statement presiden bahwa go nuklir, statement itu belum ada,” lanjut Yudi.
Harga PU 238 per kepingnya 12 dolar AS namun begitu sampai Indonesia harganya mencapai 8.600 dolar AS per keping.
Dahlan Iskan meninjau prototipe baterai nuklir buatan UGM. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara itu, Dahlan Iskan yang turut hadir mengatakan bahwa desain reaktor thorium sudah ada. 10 ahli nuklir di Indonesia sudah membuat desainnya. Hanya saja sekarang permasalahannya adalah bagaimana mewujudkannya.
“Kita tidak perlu impor lagi kalau punya reaktor thorium. Nah itu desain sudah jadi oleh 10 top ahli nuklir indonesia kebetulan saya yang membiayai. Desain itu sudah jadi terus bagaimana cara mewujudkannya itu, tinggal itu,” kata Dahlan.
ADVERTISEMENT