Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti yang sering terjadi pada sebelum-sebelumnya, kejadian gempa kuat seperti ini kerap diikuti dengan isu bahwa akan ada gempa susulan yang lebih besar dan tsunami. Isu mengenai akan adanya gempa besar dan tsunami di Ambon ini beredar lewat aplikasi pesan dan viral di media sosial.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan cepat merespons isu yang meresahkan masyarakat ini. “Menanggapi beredarnya berita yang di masyarakat dan viral di media sosial terkait isu akan terjadi gempa besar dan tsunami di Ambon, Teluk Piru, dan Saparua, maka bersama ini kami sampaikan tanggapan sebagai berikut,” kata Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly, dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (27/9).
Ada empat poin penting tanggapan dari Sadly. Pertama, ia membeberkan data bahwa hingga hari Jumat 27 September 2019 pukul 10.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempabumi Kairatu, Ambon, dan Haruku berkekuatan M=6,5 yang terjadi kemarin 26 September 2019, menunjukkan telah terjadi 264 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar M=5,6 dan terkecil M=3.0.
ADVERTISEMENT
“Secara statistik, frekuensi kejadian gempa cenderung semakin mengecil,” tegasnya.
Kedua, ia mengatakan bahwa isu akan terjadinya tsunami di Ambon adalah kabar bohong alias hoaks. “Terkait dengan isu akan terjadi gempa besar dan tsunami di Ambon, Teluk Piru, dan Saparua adalah tidak benar atau berita bohong (hoax), karena hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat, dan akurat kapan, di mana dan berapa kekuatannya,” terangnya.
Ketiga, ia mengimbau masyarakat agar tidak terpancing isu atau berita bohong yang beredar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Keempat, untuk mendapatkan informasi gempa bumi dan tsunami di Indonesia, ia meminta masyarakat hanya mengakses sumber resmi BMKG. Ia meminta “pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user: pemda, pwd: pemda-bmkg) atau infobmkg.”
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.