Virus Pernapasan Misterius dari China Menyebar ke Thailand

14 Januari 2020 17:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus Foto: qimono via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus Foto: qimono via Pixabay
ADVERTISEMENT
Coronavirus yang menyebabkan wabah penyakit pernapasan di China kini menyebar hingga ke Thailand. Jenis virus yang masih satu kelompok dengan SARS dan MERS ini menginfeksi seorang turis wanita asal Negara Tirai Bambu yang terbang ke Thailand.
ADVERTISEMENT
WHO mengatakan, berdasarkan laporan pejabat setempat, pasien tengah menjalani karantina di rumah sakit. Sedangkan Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Anutin Charnvirakul menuturkan, bahwa tampaknya ini adalah kasus pertama yang ditemukan di luar China.
Berdasarkan keterangan Charnvirakul, turis yang terinfeksi coronavirus berusia 61 tahun dan menunjukkan gejalanya saat tiba di Bandara Suwarnabhumi, Bangkok, Rabu (8/1) lalu. Hasil laboratorium empat hari kemudian mengkonfirmasi yang bersangkutan positif terjangkit virus penyebab pernapasan misterius, coronavirus.
Flu di Hongkong Foto: REUTERS/Bobby Yip
Saat ini pasien tengah dirawat di bangsal isolasi di luar Bangkok, serta tidak lagi mengalami demam atau masalah pernapasan. Di bangsal yang sama, delapan orang dikarantina namun belum ada konfirmasi apakah mereka terinfeksi atau tidak.
“Kemungkinan kasus diidentifikasi di negara lain bukannya berada di luar dugaan, demikian ini memperkuat alasan WHO menyerukan pemantauan aktif dan kesiapsiagaan di negara lain,” ujar WHO dalam pernyataan resmi, seperti dikutip Time.
ADVERTISEMENT
“WHO menegaskan kembali bahwa sangat penting bahwa investigasi terus dilakukan di China untuk mengidentifikasi sumber wabah ini dan setiap hewan (yang jadi) inang reservoir atau inang perantara,” lanjut WHO.
Ilustrasi virus MERS. Foto: Shutter stock
Sejauh ini, kuat dugaan bahwa virus tidak menyebar melalui kontak manusia ke manusia. Sejak kasus pertama dilaporkan di Kota Wuhan pada 12 Desember 2019, satu pasien meninggal dunia pada 9 Januari 2020. Dari riwayat kesehatan korban, ia juga memiliki penyakit hati kronis sebelum terjangkit coronavirus yang merenggut nyawanya.
Komisi Kesehatan Wuhan telah mengonfirmasi. Sebelum meninggal, pria tersebut diketahui sempat mengunjungi pasar ikan. Menurut pihak berwenang, pasar tersebutlah yang diyakini sebagai pusat wabah. Pasar itu telah resmi ditutup pada 1 Januari 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Pria tersebut menjadi satu-satunya korban meninggal dunia dari 41 warga China yang telah dinyatakan positif terjangkit coronavirus dan mengalami gejalanya, seperti pneumonia. Tujuh di antaranya kini dilaporkan dalam kondisi serius.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), penyakit yang disebabkan coronavirus memiliki gejala umum, seperti pilek, sakit kepala, batuk, demam, napas tersengal-sengal, menggigil, dan nyeri di beberapa bagian tubuh. Coronavirus biasa ditemukan pada kelelawar, unta, dan beberapa hewan lain.